MAGELANG, Suara Muhammadiyah-Menjadi seorang pengusaha memang tidaklah mudah. Perjalanan panjang dalam menitih sebuah usaha harus dibangun dengan kegigihan tanpa mudah putus asa. Banyak cerita para pengusaha sukses yang harus jatuh bangun terlebih dahulu sebelum menikmati puncak kesuksesan. Apalagi pengusaha yang menerapkan prinsip syariah, pengusaha yang tahu mana yang wajib dikeluarkan sebagai zakat dan mana yang menjadi penghasilan bersih.
Inilah salah satu kegiatan “Seminar Kewirausahaan dan Motivasi Bisnis Syari’ah” yang diselenggarakan oleh Lembaga Amil Zakat dan Infak Sedekah Muhammadiyah (LAZISMU) Kota magelang yang bekerja sama dengan Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.
Kegiatan tersebut merupakan bentuk kepedulian P3EI UII Yogyakarta yang menggandeng LAZISMU Kota Magelang untuk mengembangkan ekonomi umat yang kian waktu semakin tergerus oleh kapitalisme global. Dengan sistem ekonomi syari’ah, setidaknya mampu mencangkok kembali untuk membumikan Islam dalam konteks ekonomi. Umat Islam menjadi komunitas mayoritas namun belum mampu menjalankan ekonomi berbasis syari’ah.
Dalam acara tersebut, hadir direktur P3EI UII Yogyakarta Agus widarjono Ph.D dan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Magelang H. Solichin, S. Ag. Dalam sambutannya, H. Solichin, S. Ag mengatakan bahwa Muhammadiyah harus siap untuk ikut mengembangkan dan membesarkan ekonomi umat berbasis syari’ah. “Setidaknya Muhammadiyah mendukung konsep syari’ah yang menjadi nilai-nilai kehidupan umat Islam. Muhammadiyah juga mempunyai Majelis Ekonomi dan kewirausahaan yang disiapkan untuk mengembangkan ekonomi umat berbasis Syari’ah,” tuturnya.
Ia pun menjelaskan bagaimana ekonomi kapitalis yang kian menggilas rakyat menjadi sebuah keprihatinan bersama. Umat seakan menjadi korban liarnya sebuah kapitalisme global. “Maka diharapkan melalui forum ini lahir pengusaha-pengusaha muslim yang paham dengan etika syari’ah,” lanjutnya.
Selain itu, dalam membuka acara tersebut ia menyampaikan bahwa sudah saatnya umat Islam “back to history” yaitu membaca kembali jejak Rasulullah dan para sahabat. Menurutnya, Ia adalah seorang saudagar yang mengangkat ekonomi umat berbasis syari’ah. “P3EI UII Yogyakarta punya harapan banyak bahwa ekonomi Islam mampu menjadi jawaban ditengah ekonomi kapitalis yang semakin gencar menggilas ekonomi rakyat menengah kebawah,” tukas Solichin.
Acara tersebut dilaksanakan di Aula Seminar Fakultas Ilmu Kesehatan UMM Kampus 2. Dalam acara tersebut dihadiri sekitar 100 peserta dengan ragam usia. 3 pemateri yang turut memberikan arahan dalam seminar Ekonomi Kewirausahaan tersebut yaitu Nanang Syaifurozi, owner Rumah Warna; M Bekti Hendri Anto, MSc, dosen UII; dan HA Labib, SE, MM, Komisaris Utama Bank Meru Sankara (Fury Fariansyah).