YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Dalam rangka memperingati milad yang ke-56, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta mengadakan Tabligh Akbar yang diselenggarakan di Masjid Islamic Center UAD pada hari Senin tanggal 26 Desember 2016. Tabligh Akbar yang disampaikan oleh Prof H Din Syamsuddin tersebut merupakan satu diantara puluhan rangkaian acara milad UAD yang dilaksanakan mulai dari bulan November 2016 sampai Februari 2017.
Pada kesempatan tersebut, pak Din menyebutkan berbagai permasalahan yang menimpa umat Islam, baik di level global maupun nasional. Salah satunya umat Islam belum menunjukkan wajah Islam yang berkemajuan.
“Umat Islam saat ini menjadi tertuduh, terkekang, dan terpinggirkan. Bukti nyatanya adalah adanya Islammophobia di berbagai belahan dunia, seperti Amerika, Australia, bahkan di Indonesia yang merupakan negara dengan mayoritas ummat Islam terbesar di dunia,” kata Din.
Menanggapi masalah Islamophobia tersebut, Din kemudian membahas permasalahan yang sedang hangat di Indonesia secara panjang lebar. Menurutnya, terdapat campur tangan Tuhan dalam peristiwa tersebut. Sehingga proses politik yang seharusnya berjalan lancar, berubah setelah terjadinya kejadian di kepulauan seribu.
Selain itu, Din juga menyayangkan adanya pro-kontra terhadap fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang pelarangan pemakaian atribut natal bagi umat Islam. Din yang pernah menjabat sebagai ketua umum MUI pada tahun 2014 sampai 2015 itu menyatakan bahwa, MUI merupakan badan yang bersifat independen. Jadi tidak ada alasan bagi MUI untuk merundingkan atau meminta izin terlebih dahulu kepada pemerintah.
Lebih lanjut, Din menginstruksikan kepada umat Islam secara umum untuk melakukan pendekatan muhasabah (introspeksi, evaluasi). “Menghadapi realita saat ini, kita jangan hanya menyalahkan pihak eksternal, tetapi juga harus menyalahkan diri sendiri”.
Din mengakui, bahwa memang ada konspirasi dari pihak luar, namun jangan jadikan itu sebagai alasan. “Kalau umat Islam kuat, pihak lain tidak akan mampu mengadu domba, memporakporanda. Kalau dunia Islam bersatu, kita akan menjadi kuat,” tegas Din
“Orang Yahudi di seluruh dunia hanya berjumlah 23 juta. Sedangkan jumlah anggota Muhammadiyah di seluruh dunia berjumlah 35 juta. Tetapi dengan jumlah yang sedikit itu, mereka sudah mampu menguasai dunia ekonomi, politik, sains, dan lain-lain,” ungkapnya.
Din menghimbau umat Islam untuk memperbaiki diri, harus ada komunikasi politik. “Umat Islam harus bersatu, umat Islam harus tampil dengan SDM yang berkualitas, dan bangkit dengan kekuatan otat,” ungkap Din.
Din kemudian kembali mengutip ungkapan yang menjadi penekanan pada Tabligh Akbar malam ini. “Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari kemarin, maka dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang hari ini sama (dengan kemarin) maka dia telah lalai (merugi), barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari kemarin maka dia terlaknat (binasa).” (Siraj)