NKRI dalam Damai

Nahy munkar

Foto Dok Ilustrasi

Oleh: Sabiella Maris*

Miris memang, melihat Negara Kesatuan Republik Indonesia saat ini yang sangat sensitif dengan isu SARA di media sosial. Mengapa? Ketika kita berbicara persatuan, rasanya kritik akan lebih tepat sasaran ditujukan kepada kinerja pemerintah  dan memberikan solusi atas dasar keadilan sosial. Fokus dan vokal kepada isu yang personal bisa jadi akan cenderung menimbulkan perpecahan dan tentu bukan itu tujuan dari negara demokrasi.

Sebagai negara demokrasi, hak menyuarakan pendapat memang menjadi nilai penting dalam pelaksanaan demokrasi itu sendiri. Tidak dapat dipungkiri pula kebebasan tersebut saat ini seolah didukung dengan akses tanpa batas di dunia maya. Sehingga tidak jarang kita sebagai warga negara terlampau bebas sehingga menyalahi kebebasan orang lain. Satu hal yang mungkin terlupakan, landasan ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Landasan ideologi yang secara konsensus diyakini telah mewakili keberagaman di NKRI sehingga dijadikan sebagai pijakan hidup berbangsa dan bernegara.

Dengan besarnya jumlah penduduk Indonesia yang berada di usia produktif bukan tidak mungkin segala sesuatu menjadi viral. Baik di level nasional maupun Internasional. Kemudian Indonesia boleh berbangga dengan 255 juta jiwa pendudukanya ketika tidak hanya menjadi target konsumen negara lain, tetapi memberikan kontribusi terhadap perdamaian dunia.

Kembali lagi bahwa perdamaian nasional harus menjadi priotitas utama. Kemampuan media sosial saat ini tentunya dapat dimaksimalkan untuk menyebarluaskan informasi yang bertujuan untuk kebaikan. Sebagai generasi muda Indonesia yang aktif dan kritis perlu menjadi cerdas dalam menyampaikan pendapat di dunia maya. Turut melihat apa yang menjadi potensi bangsa Indonesia dan mempertimbangkan ancaman yang akan di hadapi oleh bangsa Indonesia. Sehingga penting apa yang disebut sebagai persatuan.

Ketika saat ini banyak orang terus berupaya membenarkan apa yang ia yakini benar tanpa memberikan hak orang lain untuk juga memiliki kebebasan meyakini sesuatu, mereka lupa bahwa agama apapun membawa satu nilai yang sama yaitu perdamaian. Bahkan dalam studi perdamaian global, agama dianggap sebagai salah satu instrumen yang dapat mendukung terciptanya perdamaian global atas dasar nilai – nilai perdamaian yang diajarkan oleh masing – masing agama yang diyakini dan dijalankan oleh masing – masing pemeluknya.

Bhineka Tunggal Ika, sebagai warga negara Indonesia tunjukkan bahwa kebhinekaan bukan menjadi persoalan melainkan bukti bahwa perdamaian bisa tercapai karena adanya kebhinekaan itu sendiri.

___________

*Penulis adalah Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Brawijaya angkatan 2013

Exit mobile version