YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah– Sampai saat ini, negara dan organisasi-organisasi sosial belum banyak memberikan solusi atas permalasahan-permasalahan yang menjadikan masyarakat terbelakang. seperti yang miskin semakin miskin, yang kaya semakin kaya, hancurnya lapangan pekerjaan, pengangguran di mana-mana, kalah dalam persaingan, daya beli yang semakin rendah, kualitas produk yang rendah dan upah buruh yang murah. Hal ini dikarenakan para kapitalis yang menguasai sistem ekonomi-politik di Negeri ini.
Ahmad Najib Wiyadi seorang pendiri Rumah Singgah Ahmad Dahlan dan Owner Nabura Group berkesempatan sebagai pembicara pada acara Sharing Bisnis dan Launching Sekolah Wirausaha Sosial dengan tema “Menjadi Bangsa Maju, Sejahtera dan Mandiri” yang diadakan oleh MPM PWM Daerah Istimewa Yogyakarta.
Bertempat di Gedung Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sleman pada Kamis, 29 Desember 2016, Najib Wiyadi menyampaikan tentang aktualisasi berwirausaha sosial yang bertujuan sebagai sebuah perlawanan sistem kapitalis yang sudah mengakar bahkan menghegemoni di negara Indonesia sampai saat ini.
Menurutnya, di dalam setiap individu para kader Muhammadiyah harus memiliki sebuah kesadaran mengorganisisr diri, mendidik dan memimpin basis ketidakberdayaan sosial, kemandirian dan kedaulatan ekonomi dengan persepektif wirausaha atau entrepeneur yang tidak hannya berorientasi kepada kekayaan. Namun yang paling terpenting adalah akibat dari buah kejujuran, intensifitas, kompetensi, keuletan, menciptakan layanan prima, kualitas produk yang baik dan bermanfaat bagi orang lain.
Karena di dalam bermuhammadiyah, ujar Wiyadi, sudah diajarkan bagaimana menjadikan negara yang bermaslahat bagi umatnya, yaitu dengan spirit menghidup-hidupi Muhamammadiyah bukan mencari hidup di dalam Muhammadiyah.
“Spirit ini dapat diadopsi untuk negeri ini yaitu spirit menghidup-hidupi masyarakat untuk menuju masyarakat yang maju, sejahtera dan mandiri. Bukan spirit untuk mencari kekayaan bagi individu atau kelompok tertentu,” ujar Wiyadi dalam acara Sharing Bisnis dan Launching Sekolah Wirausaha Sosial.
Untuk memulainya, Wiyadi menegaskan, sudah saatnya dan secepatnya kita mewujudkan apa yang di cita-citakan bersama, tentunya tidak hanya sebatas perdebatan teori tantang kemajuan dan kemandirian masyarakat. “Akan tetapi harus diwujudkan dengan bentuk sesuatu hal yang konkrit yakni wujud perlawanan melalui entrepeneur. Dimulai dari aksi entreprenuer yang terkecil: Usaha Kecil Menengah (UKM) kemudian berkembang hingga menguasai pasar produk dan jasa,” ujar Wiyadi (Joko).