Mendikbud Muhadjir Effendy Minta Sekolah Terdampak Banjir Bima Segera Ditangani

Mendikbud Muhadjir Effendy Minta Sekolah Terdampak Banjir Bima Segera Ditangani

Mendikbud Muhadjir Effendy saat mengunjungi lokasi banjir di Bima bersama MDMC dan sejumlah pegiat pendidikan

BIMA, Suara Muhammadiyah-Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) beserta para tokoh pendidikan bertemu dengan  Mendikbud RI Prof Muhadjir Effendy di Pondok Pesantren Al-Ikhlas Muhammadiyah Kota Bima. Berdasarkan laporan, masih banyak sekolah yang belum tertangani pasca banjir Bima beberapa waktu lalu. Mendikbud berjanji bertemu dengan Kepala BNPB untuk segera mempercepat pemulihan sarana dan prasarana pendidikan yang terdampak banjir.

“Saya segera bertemu Kepala BNPB untuk menyampaikan hal ini dan tentu saja perlu pendataan yang valid terkait dengan tingkat kerusakan dan kerugian lembaga-lembaga pendidikan di Bima,” demikian penuturan Mendikbud.

Sementara itu, menurut keterangan Naibul Umam, salah satu pengurus MDMC yang mendampingi Mendikbud menjelaskan bahwa saat ini terdapat sekolah-sekolah Muhammadiyah yang butuh penangangan pasca banjir. “Kami telah melakukan pendataan dan tercatat ada 10 lembaga pendidikan Muhammadiyah sejak dari Taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi yang terdampak banjir dan membutuhkan penanganan segera.”

Pihaknya mengaku akan berkoordinasi dengan pemerintah setempat termasuk dengan dinas pendidikan dan kebudayaan Kota Bima untuk menyerahkan data-data terkait kerusakan dan kerugian akibat banjir.

Sebagaimana diketahui Kota Bima mengalami banjir hebat pada hari Rabu (21/12/2016) disusul banjir yang lebih besar pada hari Jumat (23/12/2016). 105.758 jiwa terdampak di 5 Kecamatan (33 Kelurahan) dan 104.378 jiwa mengungsi ke tempat-tempat yang aman. Saat ini sejumlah warga yang mengungsi telah kembali ke rumah masing-masing.

Dalam kunjungannya, Mendikbud juga menyampaikan terima kasih kepada relawan Muhammadiyah dan juga relawan dari lembaga lain yang telah berdatangan ke Kota Bima untuk membantu meringankan beban warga terdampak. Terkait dengan penanganan sekolah dan lembaga pendidikan yang lain Mendikbud berharap ada kerjasama yang baik antara relawan dengan pengelola lembaga lembaga pendidikan dalam melakukan upaya pemulihan pasca banjir, agar pada saatnya harus dipergunakan sudah dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Koordinator Posko Muhammadiyah Bima, Ghufron menyampaikan bahwa pihaknya akan segera bekerja cepat untuk melakukan pemulihan. Ghufron memberikan penjelasan data sekolah Muhammadiyah terdampak banjir yaitu:

  1. SD Muhammadiyah di Lingk Gilipanda RT 18 RW 07 Kel. Sarae Kec. Rasanae Barat Kota Bima. Tembok bagian belakang roboh, beberapa kaca jendela pecah, kursi dan meja sebagian rusak
  2. SMP Muhammadiyah di Gilipanda RT. 18 RW. 07. Kel. Sarae Kec. Rasanae Barat Kota Bima (Satu lokasi dengan SD Muhammadiyah Bima). Tembok bagian belakang roboh, beberapa kaca jendela pecah, kursi dan meja sebagian rusak
  3. Pondok Al Ikhlas, SMA, MA, SMK Kesehatan, dan MTs Muhammadiyah Kota Bima di Lingk. Tolobali RT. 16 Kel. Sarae Kec. Rasanae Barat Kota Bima. Tembok bagian belakang roboh, kursi dan meja sebagian rusak, buku referensi mata pelajaran diperpustakaan terbawa air dan kebanyakan sudah tidak bisa di pakai
  4. Panti Asuhan Aisyiah Kota Bima di Lingk. Pane RT.04 RW. 02. Kel. Pane Kec. Rasanae Barat Kota Bima. Pagar roboh, semua isi habis terbawa banjir
  5. Institut Agama Islam Muhammadiyah di Lingk. Ranggo Kel. Na’e Kec. Rasanae Barat Kota Bima. Pagar samping roboh; Lab. bahasa, Lab. Komputer dan Lab. Microteaching rusak.
  6. Masjid Al Ikhlas Ranggo di Lingk. Ranggo Kel. Na’e Kec. Rasanae Barat Kota Bima. Sound sistem rusak, karpet dan sajadah tidak layak, Buku dan Alqur’an banyak yang rusak

“Kami telah menjadwalkan operasi kebersihan di semua lembaga pendidikan Muhammadiyah yang terdampak banjir. Kami akan kerahkan relawan dalam jumlah yang lebih banyak lagi agar proses pemulihan bisa lebih cepat karena awal bulan Januari 2017 mendatang harus sudah beroperasi kembali,” kata Ghufron yang juga Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Muhammadiyah Kota Bima (Naibul Umam).

Exit mobile version