SLEMAN, Suara Muhammadiyah- Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY meluncurkan program Sekolah Enterpreneur Sosial di Kantor PDM Sleman, Kamis (29/12). Peluncuran dan pelaksanaan program tersebut bekerjasama dengan Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) DIY dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sleman.
Ketua MPM PWM DIY, Dwi Kuswantoro, mengatakan bahwa Sekolah Entrepreneur Sosial ini dirancang untuk menjembatani gerak persyarikatan melalui kadernya untuk mengembangkan diri di bidang bisnis dan kewirausahaan. Namun, bukan sekedar bisnis, melainkan gerakan yang mampu memberikan solusi kemandirian ekonomi kepada umat sehingga membawa umat kepada kesejahteraan.
“Agar kader mampu menjadi entrepreneur sekaligus bermanfaa tmemberdayakan dan memberikan solusi bagi masyarakat. Pengusaha yang unggul bukan hanya memberi manfaat bagi dirinya sendiri nemun juga masyarakat luas,” tutur Dwi. Kelas Entrepreneur Sosial MPM PWM DIY ini rencananya akan dibuka pada Februari 2017 mendatang dengan kuota awal sebanyak 30 peserta.
Dwi pun menggarisbawahi kondisi rakyat Indonesia yang masih banyak berada di bawah garis kemiskinan dan ketidakberdayaan. “Kalau umat tidak diberi solusi, maka selamanya akan menjadi pekerja tanpa bisa mandiri dan menikmati hasilnya,” tambahnya.
Sedangkan Azman Latif, Ketua PWM DIY menuturkan hal serupa, bahwa ketidak berdayaan masyarakat disebabkan oleh ketergantungan kepada banyak pihak. “Hal tersebut yang kemudian membuat kemandirian jauh dari masyarakat kita,” kata Azman.
Bupati Sleman Sri Puromo dalam penuturannya pun menegaskan bahwa ke depan, para wirausahawan sosial ini harus memiliki modal untuk mengembangkan gerak dan pengaruhnya. Tentunya, bukan seperti entrepreneur pada umumnya yang menekankan kepada modal materil dan keuntungan yang untuk dirinya saja. Selain membutuhkan modal materil, namun juga modal sosial yang harus dibangun secara perlahan.
“Modal sosial ini didapatkan tidak bisa dengan cara yang instan. Muhammadiyah sudah memiliki jaringan yang luas dan ruh amar makruf nahi munkar bisa menjadi value added bagi gerakan wirausahawan sosial ini,” tukasnya.
“Niat serta modal awal Muhammadiyah dengan Sekolah Entrepreneur Sosial ini datang dari semangat keikhlasan Muhammadiyah, bukan saja mengejar dunia tapi juga akhirat,” tandas Sri Purnomo.
Peluncuran tersebut turut dihadiri oleh DPD RI, Muh Afnan Hadikusumo; Founder Wisata Desa Towilfiets, Mantowil; dan Ahmad Najib Wiyadi dari Rumah Singgah Ahmad Dahlan (Th).