BIMA, Suara Muhammadiyah- Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) melalui koordinator relawan psikososial Khoirul Anas menyebutkan bahwa pasca banjir Kota Bima banyak ditemui anak-anak yang mengalami trauma.
Disinggung soal kesiapan MDMC untuk program layanan psikososial ini, Anas mengaku sedang mempersiapkan puluhan relawan psikososial. “Kami telah membekali puluhan relawan psikososial Muhammadiyah dengan pengetahuan dan ketrampilan mendampingi anak-anak terdampak banjir Bima. Relawan tersebut sebagian besar adalah Mahasiswa di kampus-kampus Muhammadiyah di Bima dan Mataram. Jumlah mereka akan terus bertambah seiring dengan cakupan area layanan,” imbuh Anas.
Pemberian layanan psikososial merupakan bagian tidak terpisahkan dari penanggulangan bencana yang komprehensif. Layanan psikososial ini tidak hanya untuk anak-anak tetapi juga untuk kelompok rentan yang lain seperti lansia, ibu hamil dan ibu menyusui.
“Anak – anak itu merupakan kelompok rentan yang harus mendapatkan perhatian khusus dan serius. Tugas relawan mengajak mereka kembali pulih dan tidak lagi terganggu oleh peristiwa banjir beberapa waktu lalu,” demikian penuturan Anas pria yang sudah berpengalaman menjalankan program-program psikososial MDMC ini.
“Bahkan ada anak yang takut ketika turun hujan. Mereka sepertinya masih teringat kejadian banjir beberapa hari yang lalu,” imbuh Anas.
Sementara itu di tempat yang sama, koordinator tim relawan Muhammadiyah, Muslimin, menyebutkan bahwa saat ini pihaknya telah menetapkan area untuk layanan psikososial. Menurut rencana pihaknya akan menerjunkan tim psikososial di sejumlah tempat yaitu di posko Muhammadiyah di Manggonao, pondok pesantren Al-Ikhlas di Sarae, Panti Asuhan Aisyiyah di Pane dan IAIM di Nae. “Layanan psikososial ini akan menyesuaikan dengan operasi kebersihan lingkungan yang sedang kami jalankan. Saat ini yang sudah siap di Manggonao dan Sarae dalam waktu dekat relawan psikososial sudah melakukan aktifitas,” tutur Muslimin yang juga dosen di Universitas Muhammadiyah Mataram ini.
Untuk mendukung proses layanan psikososial ini dapat berlangsung dengan baik, Muslimin mengaku pihaknya telah mempersiapkan permainan edukatif dalam beberapa paket. “Paket permainan edukatif telah kami siapkan dan akan kami pergunakan di area layanan psikososial di atas. Permainan edukatif ini akan membantu para relawan mendeteksi kondisi psikologis anak sehingga akan mempermudah penangangan,” demikian Muslimin mengakhiri pembicaraan.
Sebagaimana diketahui Kota Bima mengalami banjir hebat pada hari Rabu (21/12/2016) disusul banjir yang lebih besar pada hari Jumat (23/12/2016). 105.758 jiwa terdampak di 5 Kecamatan (33 Kelurahan) dan 104.378 jiwa mengungsi ke tempat-tempat yang aman. Saat ini sejumlah warga yang mengungsi telah kembali ke rumah masing-masing. Namun demikian persoalan psikologi patut menjadi perhatian semua pihak (Naibul Umam).