BANJARMASIN, Suara Muhammadiyah-Bertempat di Mushalla Universitas Muhammadiyah Banjarmasin pada hari Kamis (29/12) telah dilangsungkan kajian rutin IMM Komisariat Universitas Muhammadiyah Banjarmasin. Kajian rutin yang dihadiri immawan dan immawati tersebut memperbincangkan tema “Menjadikan Rasulullah Sebagai Suri Tauladan”. Adapun yang menjadi pembicara kegiatan yang dilaksanakan ba’da magrib tersebut menghadirkan Rudi Firdaus Ahmad, SAg.
Menurut salah seorang alumni IMM yang menjadi narasumber ini mengemukakan bahwa sejarah kelahiran Nabi Muhammad Saw, ketika masih dalam kandungan ibunya, Ayahandanya Abdullah telah wafat. Selanjutnya setelah lahir dan berumur 6 tahun, Ibundanya Aminah juga wafat. Namun ternyata itu adalah sebuah skenario Allah, agar Allah yang memberikan pelajaran langsung kepada Nabi Muhammad Saw. Mengutip pendapat Imam Malik, jika di dalam rumah ada yang diberi nama Muhammad, maka akan ada keberkahan karena nama Muhammad adalah keberkahan langit dan bumi.
Rudi Firdaus dalam uraiannya mengatakan bahwa suatu ketika Rasul bersabda, “innama buistu liutammima makarimal Akhlaq” (Sesungguhnya Aku diutus ke dunia untuk menyempurnakan akhlak mulia). Di samping itu, kata Rudi, Rasulullah tidak pernah mengeluarkan kalimat kotor. Berdasarkan cerita Aisyah isteri Nabi, bahwa Nabi tidak pernah marah. Jika Nabi marah, maka beliau akan diam. Tidak pernah memukul isteri, pembantu maupun binatang sekalipun (Abdul Khaliq/Laili M/MPI PWM Kalsel).