BIMA, Suara Muhammadiyah-Pos Koordinasi Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) menerima kedatangan relawan dari Jawa Tengah. Sejumlah 7 orang personil telah tiba di bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima hari Senin (02/01). Ketujuh relawan tersebut merupakan anggota SAR Muhammadiyah Jateng yang mendapatkan tugas mendukung operasi tanggap darurat hingga tanggal 9 Januari 2017 mendatang.
Ketua rombongan, Heri Ashari menuturkan bahwa tugas yang diemban kali ini lebih fokus pada kegiatan pembersihan di sekolah-sekolah Muhammadiyah. “Kami mendapatkan informasi bahwa ada 10 lokasi yang harus dibersihkan dengan segera termasuk masjid dan pondok pesantren Muhammadiyah.” imbuh Heri yang juga pengurus wilayah MDMC Jateng ini. Rombongan relawan dari Jateng juga menyerahkan bantuan seperangkat peralatan komunikasi radio bantuan dari MDMC Klaten berupa 1 set pesawat rig untuk menunjang komunikasi lapangan. Pada kesempatan sebelumnya MDMC Klaten juga telah menyerahkan bantuan berupa 10 HT (handy talkie) yang diterima langsung Ketua PDM Kota Bima.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya bahwa terdapat kurang lebih 10 Amal Usaha Muhammadiyah dari tingkat Taman Kanak-Kanak hingga Perguruan Tinggi di Bima yang terdampak banjir. Hingga saat ini kondisinya belum seluruhnya tertangani. Menurut penuturan Eko Hari Mursanto, pengurus MDMC PP Muhammadiyah yang mendampingi diakui bahwa persoalan personel ini cukup pelik. “Memang saat ini sedang proses rotasi dari tim terdahulu tetapi untuk rotasi yang kedua ini jumlahnya belum signifikan dengan kebutuhan di lapangan sehingga perlu didorong sebanyak mungkin relawan Muhammadiyah ke Bima salah satunya dari Jawa Tengah ini,” imbuhnya.
Sebagaimana diketahui Kota Bima mengalami banjir hebat pada hari Rabu (21/12/2016) disusul banjir yang lebih besar pada hari Jumat (23/12/2016). 105.758 jiwa terdampak di 5 Kecamatan (33 Kelurahan) dan 104.378 jiwa mengungsi ke tempat-tempat yang aman. Saat ini sejumlah warga yang mengungsi telah kembali ke rumah masing-masing. Namun demikian masalah pembersihan sampah dan puing-puing lingkungan ini masih perlu mendapatkan perhatian serius semua pihak.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua MDMC Jateng, Naibul Umam menyatakan “Warga Muhammadiyah Bima membutuhkan dukungan kita semua. Saya sudah ke Bima dan menjumpai rumah-rumah mereka rusak, harta benda mereka hanyut dibawa banjir, bahkan Ketua PDM Kota Bima sudah tidak memiliki pakaian karena semua terbawa banjir”. Umam juga menambahkan, “Walaupun menjadi korban, tetapi beberapa pengurus dan warga Muhammadiyah ikut mengelola posko dengan segala keterbatasan dan kendala. Itulah mengapa kami kirimkan relawan ke Bima,” ujarnya.
Saat ini di Pos Koordinasi Muhammadiyah Kota Bima masih bertahan sebanyak 28 relawan dari berbagai daerah termasuk dari Jateng dan Jatim. Mereka menggantikan relawan dari Mataram dan daerah-daerah sekitar Kota Bima yang telah bertugas sejak hari pertama kejadian. Rotasi relawan ini penting untuk menghindari tekanan psikologis. Selain itu, menurunnya stamina akan berdampak pada proses pelayanan warga yang terpapar banjir.
Di samping, menurut Umam, para relawan juga harus menjalankan aktivitas pekerjaan masing-masing. Pengelolaan relawan ini dibagi dalam beberapa tugas antara lain bidang administrasi dan keuangan, dapur umum lapangan, kebersihan lingkungan, komunikasi dan informasi, logistik dan transportasi serta kesehatan. Pembagian tugas ini disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan terutama untuk kepentingan pengamanan aset Muhammadiyah Kota Bima (Naibul Umam).