TANJUNGREDEP, Suara Muhammadiyah-Problem deforestasi memiliki kaitan yang kuat dengan tingkat kemiskinan masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Oleh karena itu, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah menyadari bahwa perlu ada solusi meningkatkan kesejahteraanmasyarakat sekitar hutan sekaligus memastikan kelestarian hutan dan lingkungan di sekitarnya tetap terjaga.
“Persoalan restorasi ekosistem hutan tropis Berau, bukan semata masalah perubahan iklim dan berkurangnya tutupan lahan. Tapi juga problem kemiskinan masyarakat di kawasan hutan,” jelas Ketua MPM PP Muhammadiyah Muhammad Nurul Yamin dalam Focus Group Discussion (FGD) “Memetakan Peluang, Tantangan, dan Solusi Inovatif dalam Pengelolaan Perhutanan Sosial di Kabupaten Berau,’’ di Tanjung Redep, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, Rabu (4/1).
Beberapa waktu lalu, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah bersama Millenium Challenge Account-Indonesia (MCAI) dan Yayasan KEHATI, telah mendeklarasikan gerakan Penuntasan Kemiskinan Melalui Restorasi Hutan di Kabupaten Berau Kalimantan Timur dengan menyasar 3 desa. Yaitu Desa Siduung Indah dan Batu Rajang di Kecamatan Segah, dan Desa Long Keluh, Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau.
Dalam laman resmi MPM, Yamin pun menerangkan bahwa data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru menyebutkan ada 28 juta orang dari berbagai sektor yang berada dalam kondisi kritis, termasuk masyarakat sekitar hutan, petani, nelayan, dan lain-lain.
“Yang menjadi perhatian kita adalah mengurai masalah ekologis dan masalah kemiskinan. Ini sudah mencapai kondisi yang memprihatinkan,” tukas Yamin.
Di samping itu, menurut keterangan Bupati Berau H Muharram, SPd MM sebanyak 97% hutan tropis Berau telah dikelola oleh investor dan perusahaan swasta. Sedangkan hanya sedikit sekali yaitu 3%dari total hutan tersebut yang dapat dikelola oleh rakyat.
“Karena itu Presiden Jokowi mencanangkan 12,7 juta ha untuk Perhutani Sosial,” papar Muharram.
Dalam FGD yang turut menggandeng Bupati Berau, H Muharram, SPd MM; Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Berau, Dr H Syarifuddin Israil MP, Dinas Kehutanan Kabupaten Berau dan The Nature Conservacy, Yamin pun mengutarakan 2 tujuan yang ingin dicapai dari program Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) bersama Millenium Challenge Account-Indonesia (MCAI). Yaitu meningkatkan kesejahteraan dan memfungsikan hutan kembali sebagai ekosistem yang harus dijaga.
“FGD kali ini diselenggarakan untuk menemukan langkah bagaimana hutan memberi kesejahteraan masyarakat dan terjaga kelestarian ekosistem hutan,” tutur Yamin dilansir dari laman resmi MPM (Th).