YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah– Mayoritas penduduk Indonesia adalah pemeluk agama Islam, muslim. Dengan kuantitas itu, muslim Indonesia merasa cukup dan aman. Mereka lupa akan kualitas yang seharusnya dimiliki. Hal ini disampaikan Waluyo Anggota Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada kajian rutin Tabligh Institut (TI), Rabu (4/1).
Menurutnya, umat Islam terlena dengan kuantitas. Soalah menjadi mayoritas sudah lebih dari cukup dan mampu menjawab tantangan zaman. “Akibatnya ya seperti sekarang ini, umat Islam lemah dan kalah dalam segala hal, terutama ekonomi,” terang Waluyo.
Lemahnya ekonomi umat Islam, Waluyo melanjutkan, akan berdampak pada rapuhnya akidah dan akhlak. “Dengan uang akidah bisa tergadaikan, karena uang seorang muslim bisa tidak berakhlak. KTP Islam tapi akhlak seperti hewan,” ucap pria yang juga mengajar di Universitas Muhammadiyah Surakarta itu.
“Untuk menjadi umat muslim yang kuat harus mempunyai iman, tetapi iman tidak akan kuat kalau tidak desertai dengan kekuatan ekonomi,” imbuhnya.
Di akhir ceramahnya ia berpesan, agar umat Islam tidak hanya puas akan kualitas. Menurutnya, umat Islam harus bangkit dan mengejar ketertinggalanya dari umat lain. “Tidak cukup dengan mengeluh akan keadaan ekonomi yang tidak bersahabat, tapi harus melakukan sesuatu untuk merubah keadaan yang ada sekarang ini. tentu dengan kerja keras dan kerja cerdas,” pungkas Waluyo Anggota Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengakhiri kajian itu (Andik/Nahla-laily/g).