TAIWAN, Suara Muhammadiyah-Seluruh kegiatan dakwah yang dilakukan oleh Muhammadiyah melalui Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) harus memberdayakan. Prinsip tersebut terkandung dalam spirit al-Maun, salah satunya, menurut Ketua MPM Muhammad Nurul Yamin, gerakan pemberdayaan yang dilakukan oleh Muhammadiyah harus mampu memberikan daya lompat atau daya ungkit kepada umat sebagai nilai tambah.
“dakwah pemberdayaan itu memberikan nilai tambah. Artinya kehadiran gerakan dakwah pemberdayaan Muhammadiyah itu harus menumbuhkan daya lompat dan daya ungkit ummat atas potensi yang dimilikinya sehingga mampu berkembang menuju ummat yang memiliki daya saing,” ungkap Yamin dalam Pengajian Pengurus PCIM Taiwan, Sabtu (7/12).
Dalam kesempatan yang sama, Yamin pun menerangkan melalu siaran persnya bahwa MPM PP Muhammadiyah sangat mengapresiasi program Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Taiwan dalam memberdayakan Buruh Migran Indonesia (BMI) di Taiwan dengan melakukan pelatihan dan pendampingan kewirausahaan.
“Sebab akar masalah buruh migran di luar negeri yang bekerja di sektor domistik atau pembantu rumah tangga adalah kemiskinan dan rendahnya tingkat pendidikan,” tukas Yamin.
Dakwa pemberdayaan, menurut Yamin, selain harus memberikan nilai tambah agar umat memiliki daya saing, dakwah pemberdayaan harus mengandung 2 dimensi lain yaitu itu pembebasan dan bersifat manusiawi atau humanis.
Pembebasan sendiri dalam artian membebaskan umat dari kebodohan, kemiskinan, ataupun marjinalisasi dalam kehidupan sosial politik lainnya tanpa pandang bulu. “Dakwah pemberdayaan itu manusiawi, artinya memanusiakan manusia dalam qadratnya sebagai hamba Allah. Untuk itu dakwah pemberdayaan Muhammadiyah bersifat menggembirakan sebagai implementasi rahmatan lil alamin,” lanjut Yamin.
Oleh karenanya, Yamin pun mengharapkan bahwa setelah adanya pelatihan dan pendampingan yang dilakukan MPM PP Muhammadiyah bersama PCIM Taiwan, diharapkan para peserta sudah bisa mandiri dengan wirausaha dan tidak kembali menjadi buruh migran di sektor domestik ketika kembali ke tanah air (Th).