Veteran Kejuangan 45 Serahkan Arsip ke Pusdalit Suara Muhammadiyah

Veteran Kejuangan 45 Serahkan Arsip ke Pusdalit Suara Muhammadiyah

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Pusat Data Dokumentasi dan Litbang (Pusdalit) Suara Muhammadiyah kembali menerima beberapa dokumen lama tentang Muhammadiyah. Adalah Sutardi, warga desa Trayon, Kebonan, Karanggede, Boyolali menyerahkan 11 dokumen lama tentang Muhammadiyah dan beberapa brosur perjuangan 1945.

Pria kelahiran 11 Mei 1939 itu diterima langsung kepala Pusdalit Suara Muhamamdiyah, Isngadi Marwah Atmaja, Selasa (10/1). Kepada Suara Muhammadiyah, Sutardi mempercayakan arsip yang telah disimpannya sejak lama. “Saya menyerahkan ini lillahi ta’ala. Semoga bisa bermanfaat,” ujar Sutardi.

Baca: Resolusi 2017, dari Pembangunan Grha Suara Muhammadiyah hingga Pembukaan Kantor di Luar Negeri

Ketua Dewan Harian Ranting Karanggede, Boyolali itu mengaku sebagai pejuang 45 yang bernaung di bawah lembaga kejuangan 45. Lembaga yang memiliki struktur dari pusat hingga ranting ini memiliki beberapa nilai yang dipegang kuat. “Berjuang terus, pantang mundur, rela berkorban dan tanpa pamrih,” tuturnya.

Selain menyerahkan arsip, Sutardi juga mengingatkan generasi muda untuk tidak melupakan jasa para pejuang kemerdekaan Indonesia. Dia prihatin dengan para anak muda yang mulai meninggalkan nilai-nilai luhur Pancasila dan semangat perjuangan 1945.

“Perlu diketahui, dipahami, dimengerti, dipikirkannya sedalam-dalamnya. Supaya tidak jauh, tidak melenceng yang keterlaluan dari nenek moyang pendahulu kita, setelah menyerahkan suatu negara yang merdeka yang berdaulat adil, makmur yang merata,” katanya.

Baca: Khairudin Aljuneid: Suara Muhammadiyah Harus Melahirkan Pemikiran Baru di Nusantara

Sementara itu, Isngadi Marwah Atmaja, menyatakan rasa apresiasi atas kepercayaan masyarakat dan warga Muhammadiyah pada khususnya yang menyerahkan arsip-arsip kepada Suara Muhammadiyah.

Isngadi berharap semakin banyak warga yang meyadari pentingnya penghimpunan dan pengelolaan arsip secara tepat guna dan kolektif, sebagaimana dilakukan Suara Muhammadiyah (Ribas).

Baca: Resolusi 2017, Suara Muhammadiyah Semakin Menggurita

Exit mobile version