YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Rumah Sakit Muhammadiyah diharapkan tidak hanya mampu memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat, namun juga mampu membantu dalam memberi respon bencana. Demi pengembangan RS Muhammadiyah-Aisyiyah yang siaga bencana, Majelis Pelayanan Kesehatan Umum (MPKU) teken MoU dengan Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) PP Muhammadiyah.
Penandatanganan kerjasama tersebut dilakukan oleh Ketua MPKU Agus Sukaca dan Ketua LPB PP Muhammadiyah Budi Setiawan dalam Rapat Koordinasi Nasional MPKU di PKU Muhammadiyah Gamping Jum’at (13/1).
Ada 4 poin yang terkandung dalam perjanjian tersebut. Pertama, dengan adanya perjanjian ini, MPKU dan LPB akan menyusun berbagai regulasi yang terkait dengan penanggulangan bencana khsususnya dalam penanganan kesehatan. Kedua, RS Muhammadyah akan mengimplementasikan standar aman bencana yang dimikili oleh LPB, baik secara keilmuan ataupun regulasi yang merupakan turunan dari peraturan kebencanaan regional, nasional dan internasional. Ketiga, mengatur tentang pengelolaan Tim Medis yang dikirimkan ke area bencana. Keempat, bekerjasama dalam peningkatan kapasitas Amal Usaha Kesehatan dalam penanganan kesehatan di saat bencana.
Ketua PP Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman menerangkan bahwa dalam penanganan kebencanaan terakhir di Bima yang masih berlanjut hingga saat ini, RS PKU Muhammadiyah telah membuktikan dirinya sebagai satu-satunya Rumah Sakit yang representatif dalam merespon banjir Bima. RS PKU Muhammadiyah Bima sendiri merupakan salah satu RS Muhammadiyah yang dicanangkan sebagai RS Siaga bencana.
“Bahkan pemerintah belum punya rumah sakit kecuali klinik-klinik di lokasi yang terkena banjir di sana. RS PKU Bima dengan cepat mampu bangkit untuk menangani para korban yang terdampak,” tuturnya.
Tidak berbeda, Budi Setiawan, Ketua LPB PP Muhammadiyah pun menukaskan bahwa penanganan banjir Bima oleh PKU Muhammadiyah patut dijadikan pelajaran oleh berbagai pihak. Dalam waktu yang singkat, RS PKU Muhammadiyah Bima mampu mengaktifkan kembali pelayanan kesehatan walaupun belum sempurna seperti sedia kala.
“Penanganan Bima harus dijadikan contoh bagaimana mampu bangkit dari musibah dengan cepat. Padahal, ada 95 karyawan RS yang juga terdampak banjir Bima,” tuturnya.
Dengan adanya kerjasama ini, Budi mengharapkan MPKU bersama LPB dan Lazismu mampu mendiseminasikan program siaga bencana tersebut ke RS Muhammadiyah yang lainnya. “Sehingga secara paralel mampu berjalan bersama membangun pelayanan kesehatan Muhammadiyah yang unggul dan siap siaga terhadap bencana,” tandas Budi (Th).