YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah— Belum lama ini, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY menyelenggarakan Temu Pasar di SD Muhammadiyah Mutihan, Kulon Progo. Kegiatan ini, diadakan dalam rangka mensukseskan program pemasaran mocaf (modified cassava flour) sebagai upaya untuk membentuk kedaulatan pangan.
Mocaf atau tepung singkong ini diproduksi oleh para petani singkong di daerah Gunungkidul, Yogyakarta. Kelompok produsen mocaf di Gunungkidul tersebut sudah didampingi oleh MPM PWM DIY sejak tahun 2014.
Kegiatan temu pasar ini mempertemukan para aktivis Aisyiyah, yang selama ini sudah menjalankan usaha makanan atau home industry. Tujuannya agar pelaku home industry tersebut, perlahan mengurangi penggunaan tepung terigu dan beralih ke bahan tepung lokal (mocaf).
Sudarmini, Ani Susanti dan Sri Purwantiningsih bersama-sama menjadi trainer pengolahan mocaf membimbing praktik pembuatan mocaf menjadi brownis, muffin, pisang coklat, karamel, kue kacang, dan kue putri.
Turut hadir dalam kegiatan ini Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kulon Progo, HM Syaifudin, Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA), pengurus Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) PDA Kulonprogo dan beberapa tokoh persyarikatan lainnya.
Dalam sambutannya, HM Syaifudin banyak memberikan motivasi berwirausaha kepada semua peserta yang hadir, “sepanjang rakyat masih menderita, maka tidak ada kata istirahat,” tutur Ketua PDM Kulonprogo itu.
Sementara itu, MPM PWM DIY menegaskan pentingnya kedaulatan pangan bagi bangsa Indonesia. Pasalnya, selama ini Indonesia masih terus mengimpor terigu, padahal masyarakat masih mempunyai varietas singkong yang dapat diolah menjadi tepung, dikenal dengan istilah mocaf (Sucipto J/DF/g).