Guru dan Bengkel Kelas Yamaha SMK Muhammadiyah Mendulang Peringkat Terbaik

Guru dan Bengkel Kelas Yamaha SMK Muhammadiyah Mendulang Peringkat Terbaik

Penyerahan tropi para juara terbaik kompetensi keahlian Yamaha Great Festival Days, Kamis (12/1)//Foto: Khoirul Amin

MALANG, Suara Muhammadiyah – Ajang kompetisi Yamaha Great Festival Days yang digelar di SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi (SMK Mutu) Kabupaten Malang Kamis (12/1) lalu, menempatkan guru SMK Muhammadiyah 1 Kota Malang di peringkat terbaik.

Dalam ajang kontes tahunan ini, kompetensi keahlian teknik sepeda motor siswa-guru sejumlah SMK binaan yang memiliki partnership PT Yamaha di Jawa Timur ini dikompetisikan untuk mengetahui hasil pembelajaran kelas khusus industri binaan Yamaha ini.

Guru peraih juara 1 skill kontes Yamaha ini adalah Bayu Dirgantara. Sementara, untuk siswa akhirnya didapati tiga juara dengan skill teknik sepeda motor terbaik. Siswa asal SMK PGRI Singosari berhasil keluar menjadi juara 1. Menyusul juara 2 dan 3 lomba kompetensi keahlian Yamaha ini adalah siswa SMKN 1 Kepanjen dan SMK Muhammadiyah 7.

M Khoirul, koordinator juri dari pihak Yamaha Malang mengungkapkan, lomba kompetensi ini diikuti 36 pserta dari 12 SMK se Karesidenan Malang. Saat lomba, yang dinilai adalah komptensi skill siswa, serta penguasaan teori dasar mesin dan teknologi baru, khususnya fuel injection. Sementara, katanya, pada praktik tes pengukuran, poin penilaian adalah penggunaan alat sesuai SOP. Menurutnya, penilaian adalah penguasaan basic, measurement, dan praktik dengan pembobotan skor 20:40:40.

“Hasil evaluasinya, persentase rata-rata titik lemah skill peserta pada teknologi baru dan fuel injection, skor penguasaan masih 60 persen. Padahal, skor penguasaan minimal seharusnya 75 prsen. Tetapi, pada peserta tiga besar terbaik, gradenya lebih tinggi, yakni sudah mencapai 80-85 persen,” beber staf Service Education dari main dealer Yamaha ini, Kamis (12/1).

Ditambahkan, selain ajang Yamaha Great Featival ini, pihaknya juga memiliki kompetisi Yamaha Technician Grandprix sebagai ajang lomba mekanik seluruh Indonesia. Sementara, bagi siswa SMK dengan grade A kelas TSM Yamaha, ada juga kompetisi yang mengikutkan 2 wakil siswa masing-masing SMK.

Selain itu, lanjutnya, untuk menjamin pembelajaran dan praktik kompetensi sesuai standar Yamaha, pihaknya secara rutin melakukan evaluasi terhadap kurikulum dan bengkel kerja yang ada di SMK-SMK binaan. Dalam evaluasi ini, akan dijamin kelas industri teknik sepeda motor benar-benar sesuai standar Yamaha.

“Sesuai regulasi, berdasarkan hasil evaluasi ada peningkatan bahkan penurunan peringkat (upgrading/downgreding) di setiap SMK mitra Yamaha. Ini juga untuk menjamin pembelajaran di kelas indutri mitra Yamaha benar-benar berkualitas,” imbuh Khoirul.

Menurutnya, mulai tahun 2017 ini ada regulasi downgrading bagi kelas industri Yamaha di SMK binaan. Penurunan grade ini apabila didapati media atau alat praktik tidak ada perawatan, kurikulum tidak jalan, dan SMK kurang greget mengikuti perkembangan teknologi mesin sepeda motor termutakhir.

Khoirul menambahkan, sejak 2010 lalu sejumlah 13 SMK se Karisedanan Malang menjadi binaan dan membuka kelas khusus Yamaha. Empat diantaranya, merupakan SMK di bawah Majelis Dikdasmen PWM Jatim, yakni SMK Muhammadiyah 1 Kota Malang, SMK Muhammadiyah 1 Pasuruan, SMK Muhammadiyah 3 Singosari, dan SMK Muhammadiyah 7.

Dari jumlah ini, tercatat yang Kelas C ada 4 SMK dan Kelas B sebanyak 8 SMK. Dan satu-satunya kelas industri Yamaha dengan grade Kelas A adalah SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi. Peningkatan grade dari C menjadi A pada tahun 2016 ini setelah pihak SMK Mutu mengalami akselerasi pada kelas industri TSM-nya.

Sementara, kaprodi TSM SMK Muhammadiyah 7 Ahmad Muhatadi mengungkapkan, “Materi soalnya trouble shooting dengan waktu pengerjaan 30 menit. Yang dipecahkan adalah masalah sistem elektronik pada sepeda motor mesin matic injection.”

Kelas industri TSM Yamaha di SMK Mutu dimulai dengan Grade C pada 2011. Selanjutnya, sejak 2014 meningkat meraih grade A setelah tiap tahun dievaluasi dan diaudit Yamaha. Kelas industri ini memastikan Corporate Identity dan Perfermance dimana sarpras, kinerja, media pembelejaran semua menggunakan standar Dudi Yamaha.

“Kerja sama dengan Yamaha adalah training guru, siswa, rekrutmen siswa, bantuan media pembelajaran dan kurikulum. Beasiswa lulusan didiklat dalam program Yamaha Engineering School (Yess) selama 6 bulan. Tahun lalu, 3 siswa SMK Mutu terjaring program ini setelah melalui serangkaian seleksi,” ungkap Muhtadi (amin).

Exit mobile version