BANDA ACEH, Suara Muhammadiyah-Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir mengingatkan segenap warga Muhammadiyah untuk mensinergikan empat dimensi dalam mengamalkan agama Islam. Keempat dimensi yang dimaksud adalah akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah duniawiyah.
Hal itu diungkap Haedar dalam sambutan resepsi milad ke-104 Muhammadiyah PWM Aceh dan sekaligus penandatanganan prasasti peresmian Gedung Unmuha Covention Center (UCC) Ahmad Dahlan, Sabtu (14/1), di kampus Universitas Muhammadiyah (Unmuha), Banda Aceh.
Menurut Haedar, dalam memaknai gerakan Islam, keempat dimensi itu harus dipahami dan dijalankan secara seimbang. Keempat dimensi itu bersumber dari ajaran Al-Quran dan sunnah dengan pemahaman yang sesuai dengan semangat zamannya.
“Dalam menjalani keempat dimensi tersebut, Muhammadiyah merujuk pada Al-Quran dan Sunnah. Karakter gerakan Islam tidak boleh hanya pada satu aspek saja, namun keempatnya harus bersinergi,” tutur Haedar.
Keseimbangan dan totalitas dalam menjalankan keempat dimensi itu juga menjadi pendorong bagi kemajuan umat Islam. “Umat Islam harus bangkit dari dimensi akidah dan ibadahnya, serta akhlak dan muamalahnya juga harus bangkit, baik akhlak individu dan akhlak karimahnya, jika tidak, selamanya kita hanya akan menjadi objek penderita,” ujarnya.
Haedar mengatakan bahwa karakter dakwah Muhammadiyah itu mengalir dan meluas tanpa batas dan sekat golongan tertentu. Muhammadiyah mengusung dakwah yang mencerdaskan dan mencerahkan untuk semua.
Oleh karena itu, kehadiran Universitas Muhammadiyah di Aceh merupakan salah satu ihtiar Muhammadiyah dalam memajukan bangsa. “Pendirian Unmuha ini merupakan bagian dari dakwah Muhammadiyah, dalam mencerdaskan umat,” ujar Haedar.
Turut hadir dalam kegiatan itu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Muhadjir Effendy, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti, Sekretaris Daerah Aceh Darmawan, rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Kasiyarno, rektor Unmuha Aceh, dan para Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh (Ribas).