BANDA ACEH, Suara Muhammadiyah – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Prof Muhadjir Effendy berharap Muhammadiyah terus konsisten menjadi bagian dari gerakan perubahan untuk Indonesia Berkemajuan. Terutama melalui peran pendidikan Muhammadiyah. Sehingga daya saing bangsa tidak tertinggal dibandingkan negara-negara lainnya.
Hal itu dikatakan Muhadjir saat menjadi pembicara dalam seminar dengan tema ‘Tantangan Pendidikan Aceh Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean’, yang dilaksanakan dalam rangka milad ke-104 Muhammadiyah dan sekaligus peresmian Gedung Unmuha Covention Center (UCC) Ahmad Dahlan.
Muhadjir memaparkan sejumlah program unggulan yang akan dijalankan pemerintah ke depan guna meningkatkan pendidikan dan daya saing bangsa. Di antaranya yaitu meningkatkan mutu pendididikan dan sumber daya manusia agar masyarakat Indonesia itu unggul, kompetitif, dan berkarakter.
“Saya berharap Muhammadiyah dapat menjadi bagian dari gerakan perubahan, yaitu reformasi untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dari negara lain, termasuk membangun mentalitas seperti sikap dan pengelolaan sekolah,” tutur Muhadjir.
Menurutnya, Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi social-keagamaan di Indonesia yang memiliki peranan besar dalam mengelola pendidikan. Sehingga keterlibatan Muhammadiyah dalam memajukan dan mengembangkan pendidikan di Indonesia sangatlah penting.
Muhadjir yang juga ketua PP Muhammadiyah bidang Pendidikan, Kebudayaan dan Litbang itu menyatakan bahwa Muhammadiyah saat ini sudah menyediakan pendidikan dalam semua jenjang, mulai PAUD hingga perguruan tinggi. Perguruan tinggi yang dimiliki Muhammadiyah lebih banyak dibandingkan dengan yang dimiliki oleh pemerintah. Bahkan, perguruan tinggi Muhammadiyah juga akan berdiri di Malaysia.
Dalam menjalankan pendidikan di Indonesia yang sesuai dengan tuntutan kondisi saat ini, maka dibutuhkan empat kompetensi dasar yang harus diterapkan kepada peserta didik, yaitu kemampuan berpikir rasional-kritis, kemampuan berkolaborasi, keterampilan komunikasi, dan kecakapan membangun jaringan.
“Keempat itu yang sangat penting diterapkan kepada peserta didik, sehingga akan meningkatkan sumber daya manusia (SDM), anak Indonesia harus menjadi pemecah masalah bukan pembuat masalah,” tutur Muhadjir.
Di bagian lain, Muhadjir menyatakan bahwa saat ini pemerintah terus mengupayakan berbagai program untuk memberikan pendidikan yang merata bagi semua anak Indonesia. “Pendidikan harus dirasakan oleh seluruh anak di Indonesia, kita akan berikan bantuan,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Muhadjir berharap kepada masyarakat yang anaknya belum memperoleh akses pendidikan, bisa melaporkan kepada pemerintah setempat. “Sekarang anak-anak yatim yang masuk data, ada 800 ribu anak dan pendataan masih berjalan, maka kalau ada anak-anak yatim yang tinggal di panti asuhan kirimkan data segera,” ajak Muhadjir (Ribas).