PCM Kepanjen, Renovasi Masjid Jadi Gedung Dakwah Muhammadiyah Tiga Lantai

KEPANJEN, Suara Muhammadiyah- Ratusan pasang mata warga Muhammadiyah dan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Kepanjen menjadi saksi peletakan batu pertama pembangunan Masjid Nurul Hidayah Kepanjen, Ahad (15/1). Prosesi peletakan batu pertama ini sekaligus dirangkai dengan pengajian tabligh akbar yang dilangsungkan di dalam masjid setempat.

Abd. Rouf Azhar, MH, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kepanjen mengungkapkan bahwa pembangunan Masjid Nurul Hidayah Kepanjen sebenarnya sudah dilaksanakan sejak November 2016 lalu. Namun, peresmian peletakan batu pertama pembangunan dilaksanakan hari ini, bersamaan dengan Pengajian Akbar yang juga dihadiri Prof Dr Thohir Luth MA, pengurus PWM Jatim dan sejumlah pengurus PRM kecamatan setempat.

Bangunan masjid dengan total 3 tingkat berdiri di atas lahan seluas 1.350 meter persegi. Masjid Hidayah awal berdiri tahun 1967, dan sudah pernah beberapa kali mengalami renovasi. Dikatakan, rencananya Masjid Nurul Hidayah dibangun menjadi 3 lantai dengan kebutuhan anggaran biaya sebesar Rp 4.800.000.000. Waktu penyelesaian pembangunan diperkirakan membutuhkan 2-3 tahun.

“Masjid Nurul Hidayah nantinya menjadi Gedung Dakwah Muhammadiyah Nurul Hidayah Kepanjen. Lantai dasar digunakan untuk area parkir dan dakwah komunitas. Lantai 2 diperuntukkan salat jamaah dan kajian umum. Sedangkan, lantai 3 dijikan Aula dan perpustakaan,” terang Rouf beberapa saat sebelum peresmian, (15/1).

Menurut Ust Rouf, estimasi biaya pembangunan yang dibutuhkan termin pertama adalah 15 persen, dengan jumlah biaya Rp 450 juta. Saat ini, dana terkumpul khusus untuk pembangunan masjid adalah Rp 400 juta dan dimungkinkan sumbangan dari para dermawan masih akan bertambah terus.

Selain merenovasi dan memperluas bangunan masjid, pihak panitia PCM Kepanjen juga berupaya membebaskan lahan tambahan seluas 199 meter persegi dengan nilai biaya pembebasan mencapai Rp 398 juta. Hingga saat ini, lahan yang sudah terbebaskan seluas 104 meter persegi. Bahkan, saat peresmian hari ini saja, setidaknya kavling lahan tambahan sejumlah 18,5 meter persegi didapatkan dari donasi warga Muhammadiyah setempat.

Sementara itu, wakil ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur Prof Dr Thohir Luth, MA mengungkapkan, dibangunnya Masjid Nurul Hidayah berlantai tiga yang nantinya berfungsi menjadi gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah memang sudah menjadi kebutuhan. Ini karena Kepanjen juga mestinya mengikuti perkembangan sebagai ibukota Kabupaten Malang. Terlebih, potensi Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di Kabupaten Malang dan Kepanjen khususnya sudah sangat tinggi dan kuat.

“Warga Muhammadiyah di Kabupaten Malang, memiliki semangat berjuang tinggi. Potensi AUM yang ada juga bagus, tinggal disatukan untuk gerakan perubahan,” kata Thohir Luth, beberapa saat usai meresmikan masjid dan memberi pengajian, Ahad (15/1).

Prof DR Thohir Luth, MA, wakil ketua PWM Jatim// Foto: Khoirul Amin

Karena itu pula, lanjutnya, potensi membangun gedung dakwah ini, juga tetap membutuhkan dukungan keberadaan AUM yang sudah ada. Apalagi, menurutnya harta atau aset mereka adalah milik persyarikatan dan harus dimanfaatkan untuk Muhammadiyah.

Ia juga berharap, proses renovasi masjid menjadi gedung dakwah Muhammadiyah ini tidak memakan waktu terlalu lama. Dengan demikian, selain untuk siar dakwah Muhammadiyah, juga bisa dimanfaatkan untuk menggerakkan ekonomi dan sosial yang juga bisa menjadi sarana dakwah. Sehingga Muhammadiyah akan jauh lebih berkembang, termasuk bisa memacu jumlah ranting yang kurang percepatan.

Soal masih sedikitnya jumlah PRM dan warga Muhammadiyah di Kepanjen, pria yang juga dosen UB ini menganggap bukan menjadi tantangan serius. Menurutnya, tantangan di luar Muhammadiyah relatif rendah dan tidak menghambat aktivitas dakwah.

“Tidak ada beban psikologis, warga persyarikatan Muhamadiyah sudah terbiasa di tengah-tengah lingkungan kelompok mayoritas. Kapanpun, Muhammadiyah harus selalu bisa bekerja sama,” tegas Luth.

PCM Kepanjen sendiri terbentuk tahun 1933 silam. Saat ini, ada 7 PRM yang sudah terbentuk, yakni Kepanjen Kota, Sukun, Ardirejo, Curungrejo, Talangagung, Mangunrejo, dan Penarukan. Selama ini, masjid Nurul Hidayah banyak dimanfaatkan untuk pengajian, seperti pengajian Senin Pagi, Ahad malam, dan kajian Tafsir Tematik setiap akhir bulan (amin).

Exit mobile version