SLEMAN, Suara Muhammadiyah-Memasuki semester genap tahun ajaran 2016/2017, Badan Kerjasama Sekolah (BKS) SMP Muhammadiyah Sleman, mengadakan acara workshop penulisan kisi-kisi dan soal Ismuba (Al-Islam, Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab). Bertempat di Hotel Satriafi, Kaliurang, Sleman. Acara workshop berlangsung pada 14-15 Januari 2017.
Workshop diawali dengan pembukaan. Hadir sebagai perwakilan BKS, ialah Abdullah Mukti. Dalam sambutannya, Abdullah Mukti menyatakan, bahwasanya Ismuba merupakan elan vital, selain sebagai ciri khas sekolah Muhammadiyah. “Maka dari itu, bapak-ibu guru Ismuba adalah pionir penjaga kualitas masa depan sekolah Muhammadiyah,” terangnya di hadapan peserta workshop.
Abdullah Mukti menambahkan, adanya workshop ini menjadi bukti kongkrit langkah inovatif sekolah-sekolah Muhammadiyah, khususnya SMP yang ada di Sleman.
Mengingat selama workshop berlangsung, peserta akan mendapatkan materi berupa peneguhan ideologi Muhammadiyah, cara membuat kisi-kisi dan soal yang baik dan benar, hingga praktek langsung pembuatan soal oleh guru yang mendapat pendampingan langsung dari BKS. Setiap guru diwajibkan membuat soal sebanyak 30 buah, sesuai mata pelajaran yang diampu, dan nantinya akan dikumpulkan ke dalam bank soal.
“Adanya inovasi penulisan kisi-kisi dan soal ini, tidak menutup kemungkinan, bahwa kedepan, bakal menjadikan Sleman sebagai kiblat sekolah Muhammadiyah di Daerah Istimewa Yogyakarta,” tambah Mukti optimis.
Turut hadir dalam pembukaan workshop, adalah Ketua Majelis Dikdasmen PDM Sleman, Dr Suwadi, MAg MPd. Dalam sambutannya, ia menegaskan, bahwa Ismuba tidak hanya untuk murid, melainkan juga mesti berdampak nyata terhadap guru, karyawan, dan seluruh elemen sekolah Muhammadiyah.
“Ada salah kaprah pemahaman, kalau selama ini Ismuba itu untuk murid saja. Maka dari itu, kita harus sadari, bahwa Ismuba menjadi tanggung jawab bersama,” kata Suwadi. Sebelum mengakhiri sambutan, Dr Suwadi tak lupa memberi semangat pada peserta workshop. “Mari bapak ibu, kita berikan yang terbaik untuk persyarikatan. Kita buktikan kalau guru Muhammadiyah itu guru maju, guru inspiratif, menjiwai semangat Muhammadiyah, dan tak gentar berjuang di persyarikatan”, pungkasnya (GR).