KLATEN, Suara Muhammadiyah-Ulama besar dari Turki Syeh Muhammad Umani, dan Syeh Ali Hamdan dari Palestina, Ahad kemarin menyelenggarakan safari pengajian akbar yang dipusatkan di masjid Al Aqsho Klaten dalam rangka meminta dukungan dari umat Islam di Klaten guna membantu meringankan beban saudara-saudara kita muslim di Palestina, dan Allepo. Permintaan dukungan tersebut diwujudkan dalam pengajian Akbar dalam rangka penggalangan dana untuk saudara muslim di Palestina, dan Allepo.
Hadir dalam acara tersebut antara lain: Kapolres Klaten AKBP Muhammad Darwis, dan sejumlah tokoh agama dan ulama kabupaten Klaten
Syeh Muhammad Umani ulama dari Turki yang menjabat sebagai Majlis Wakaf Palestina di Turki, dan tim pengedit cetakan Al Qur’an di Arab Saudi. Pada intinya Syeh Muhammad Umani menyebutkan, bahwa hingga saat ini saudara muslim di Palestina belum bisa merdeka, Tekanan dari Yahudi semakin mengila-gila. Beribadah menghadap Allah tidaklah khususk, karena selalu dibayang-bayangi oleh orang-orang dan tentara Yahudi. Ketenangan jiwanya terganggu, fisiknya terhinakan.
“Anak-anak banyak yang menjadi yatim piatu kehilangan orang tua, bahkan sanak keluarga. Istri-istri banyak yang menjadi janda kehilangan pengayomnya. OLeh karena itu untuk meringankan beban saudara kita di Palestina kami mohon bantuan sesuai dengan kemampuan. Recehan kaum muslimin di Klaten akan lebih berarti bagi saudara kita di Palstina, dan Allepo,” ujarnya.
Sementara itu Syeh Ali Hamdan ulama dari Palestina secara gamblang menggambarkan kondisi setiap harimya di Masjidil Aqsha. Jika tidak ada pertolongan dan kekuasaan dari Allah, niscaya Masjidil Aqsha di Palestina telah roboh karena di bawah masjid telah dibuat terowongan. Lebih dari 10 terowongan yang dibuat oleh tentara Palestina yang dimanfaatkan untuk berhura-hura diantaranya membunyikan music dengan suara keras, hingar bingarnya pelacuran dan perzinaan, mabuk-mabuk. Selain itu terowongan tersebut juga dijadikan persembahan kemusyrikan terhadap Allah SWT. Lebih-lebih di salah satu dinding Masjidil Aqsho telah diklaim miliknya, sehingga umat Islam di sana tidak leluasa dalam beribadah. Suara adzan dilarang untuk dinaikkan di Loadspeaker karena menggangu orang Eslael.
“Suara adzan hanya boleh disuarakan di dalam masjid saja. Sholat umat Islam dibatasi. Usai sholat umat Islam harus meninggalkan masjid yang akan diguunakan untuk aktivitas mereka. Penghidupan umat Islam di Palestian sangat memprihatinkan. Biaya hidup taka ada penghasilan yang menentu,” ujar Ali Hamdan.
Ribuan umat Islam di Klaten yang hadir mengkuti kisah perjalanan umat Islam di Palestina yang hidup denga tekanan bangsa Yahudi tak sedikit yang merasa geram dengan bangsa Yahudi, iba kepada saudara muslim yang ada di sana. Bahka ada peserta pengajian minta kepada ulama Palestina agar mau SM ke Indonesia yang aman damai, agar bisa beribadah kepada Allah SWT. Ibu tersebut sambil menagis dan mengambil uang di saku bajunya untuk disumbangkan kepada saudara muslim di sana (Paimin JS).