SURAKARTA, Suara Muhammadiyah- Pembelajaran sejarah biasanya identik dengan sistem hafalan. Namun, hal itu tidak berlaku di SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta. Para siswa terlihat sangat antusias belajar sejarah para nabi dengan metode bermain peran. Kegiatan pembelajaran ini dikemas dalam pentas drama yang menceritakan kisah para nabi, Jumat (13/1) di aula SD Muhammadiyah PK Kottabarat.
Sa’ad Musaid, siswa kelas 5 mengaku senang mengikuti pementasan drama. “Saya berlatih bersama kelompok selama satu minggu sekaligus menyiapkan properti yang dibutuhkan”. Ia mengaku berlatih dengan sungguh-sungguh supaya bisa tampil optimal. “Kami biasanya berlatih di sela-sela waktu istirahat, naskah dan properti kami siapkan sendiri dan berkonsultasi dengan guru pembimbing”, tuturnya.
Pentas drama merupakan satu rangkaian kegiatan Baitul Arqom yang diikuti siswa kelas 4 dan 5 yang berlangsung selama dua hari, Jumat-Sabtu (13-14/1) di sekolah setempat. Muhamad Arifin, staf Humas SD Muhammadiyah PK Kottabarat menuturkan bahwa Baitul Arqom merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh siswa kelas 4 dan 5 untuk menggembleng mental, fisik, dan spiritual para siswa. “Selama dua hari mereka mendapatkan materi sejarah perkembangan Islam, ideologi Muhammadiyah, kesehatan reproduksi, dan jalan malam melewati area pemakaman” tandasnya (Arifin).