Prof Imam Robandi: Pembelajaran Perlu Menyesuaikan Zaman

Prof Imam Robandi: Pembelajaran Perlu Menyesuaikan Zaman

PADANG PANJANG, Suara Muhammadiyah- Sekolah hebat merupakan sekolah yang mampu melahirkan siswa yang memiliki keberanian dan kepercayaan diri yang proporsional. Melalui para guru, sekolah perlu mereposisi diri dalam aktivitas kegiatan pembelajaran sesuai dengan paradigma zaman. Paradigma pembelajaran seorang guru saat ini adalah mengajar, mendidik, dan melatih.

Sayangnya, dominasi yang sering dilakukan sebagian besar guru adalah mengajar. Guru hanya berupa mentransfer ilmu tanpa peduli apakah ilmu yang ditransfer itu dipahami oleh peserta didik bahkan banyak guru melakukan pengajaran tanpa disertai dengan hati.

Demikian ungkap Motivator Nasionar Pendidikan Muhammadiyah, Prof Imam Robandi saat mengisi Seminar Nasional Repositioning and School Marketing yang merupakan serangkaian kegiatan dalam Milad ke-87 MA-KMM Padang Panjang.

“Proses kegiatan pembelajaran perlu menyesuaikan dengan zaman. Kadang seringkali kita menuduh penyebab kemunduran sekolah tanpa menggunakan data. Karena iu sekolah perlu membuat survey berkenaan dengan kualitas layanan sekolah. Hasil survey harus menjadi rujukan untuk mengambil solusi dan menyusun strategi dalam memberikan pelayanan yang terbaik,” terangnya.

Sekolah yang diminati konsumen, kata Imam, yakni sekolah yang di dalamnya para guru melakukan pendidikan dan pelatihan. Menurutnya, Cara guru beraktifitas juga merupakan tauladan pendidikan kepada peserta didik. Selain itu, banyak faktor-faktor yang harus dibenahi sekolah agar menjadi pilihan customer. Di antaranya adalah building image dan sarana prasarana. “Sekolah harus serius dalam merancang tampilan sekolah dengan baik. Merancang tampilan sekolah harus diserahkan kepada ahlinya,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Pimpinan Majelis Dikdasmen PWM Sumbar Zainal Akil mengatakan bahwa Prof Imam Robandi memberikan motivasi untuk bangkit agar Muhammadiyah bisa menjadi pusat pendidikan terbaik di Indonesia.

“Saya harapkan jangan terlalu lama berpikir tentang tidak boleh ini dan tidak boleh itu. Sekarang saatnya kita harus berani berbuat. Guru adalah penentu bukan hanya sekedar pembantu dalam pendidikan maka dari itu berani berbuat karena ke depannya akan banyak tantangan baik internal dan eksternal,” tandasnya  (RI/Yusri).

Exit mobile version