Akhiri Tanggap Darurat, MDMC-Lazismu Gelar Jambore Anak Bima

Akhiri Tanggap Darurat, MDMC-Lazismu Gelar Jambore Anak Bima

BIMA, Suara Muhammadiyah- Tepat 28 hari pasca banjir bandang yang melanda Kota Bima pada 21 dan 23 Desember 2016, Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC) dan Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) menggelar Jambore Anak Bima sekaligus pengakhiran posko tanggap darurat Muhammadiyah Bima.

Kegiatan Jambore Anak yang diselenggarakan pada (19/1) ini merupakan puncak acara pendampingan psikososial yang dilaksanakan relawan MDMC-Lazismu selama 20 hari dari (31/12/2016) sampai (19/1/2017). Adapun tujuan dari pelaksanaan jambore ini yakni dalam rangka memotivasi anak-anak untuk kembali belajar dan sekolah pasca terdampak banjir.

Divisi Tanggap Darurat MDMC PP Muhammadiyah, Indrayanto menyampaikan, pendampingan psikososial tersebut bertujuan untuk memulihkan kondisi psikis anak-anak pasca terdampak bencana. “Tujuannya yaitu memulihkan kondisi psikis mereka yang pasca banjir mengalami kegelisahan akan datangnya banjir susulan atau di saat hujan, serta mengemmbalikan kehidupan sosial mereka untuk kembali normal bermain, bersekolah dan berinteraksi dengan kondisi yang baru pasca banjir,” terangnya.

Kegiatan Jambore Anak Bima ini melibatkan sejumlah 840 anak dari TK Aisyiyah, SD Muhammadiyah, SMP Muhammadiyah, SMA Muhammadiyah, serta anak-anak yang mendapatkan pendampingan psikososial oleh MDMC-Lazismu.

Terkait dengan pengakhiran posko tanggap darurat, kata Indra, tahap berikutnya MDMC menyiapkan tahap rehabilitasi dan perbaikan fisik Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) khususnya Pondok Pesantren Muhammadiyah dan Sekolah Muhammadiyah mengingat kehidupan masyarakat sudah kembali normal.

Selain itu, menindaklanjuti kondisi cuaca yang ekstrim pasca pengakhiran posko, MDMC memberntuk posko siaga darurat cuaca ekstrim untuk eilayah Regional Sumbawa yang dikoordinasikan langsung oleh MDMC NTB. “Tugasnya memantau dan menginformasikan situasi perkembangan aliran sungai saat terjadi hujan dan membentuk regu penolong bila terjadi banjir yang membutuhkan bantuan evakuasi atau penyelamatan dan pengelolaan pengungsian,” tandasnya (Yusri).

Exit mobile version