LAMONGAN, Suara Muhammadiyah- Sebuah kehormatan bagi segenap keluarga besar Muhammadiyah Ranting Godog, Laren, Lamongan, Jawa Timur menerima kunjungan rombongan Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting PP Muhammadiyah (LPCR) pada tanggal 14 Januari 2017 kemarin.
“…kami belum siap…abot (berat) menerima sidak PP itu,” ujar salah satu anggota Pimpinan Ranting Godog yang secara paralel disebar sampai ke alumni Himpanan Siswa dan mahasiswa Godog (Hismag) yang ada Godog. Kabar yang sama diakui oleh David Efendi, alumni IPM Godog yang ada di Jogja dan mengajar di UMY bahwa ketidaksiapan ranting Godog memang sudah sampai ke pihak PDM Lamongan pada saat itu. Tetapi karena Angkatan Muda Muhammadiyah Godog merasa ini adalah kesempatan baik untuk mendokumentasikan apa keunggulan dan inspirasi yang dapat diambil dari desa Godog, mereka pun gerilya melobi punggawa Muhammadiyah Godog. Akhirnya tamu mulia dari PP pun sampai ke Godog juga.
Sejak pagi hari rombongan LPCR PP yang dipimpin oleh KH Jamaluddin Ahmad sudah sibuk menemui banyak tokoh ranting dan juga memberikan motivasi di gedung aula kompleks perguruan Muhammadiyah Godog dalam sesi ramah tamah yang didokumentasikan dengan apik.
Menurut catatan, beberapa ranting maju di Lamongan adalah antara lain PRM Godog yang 100% warganya Muhammadiyah, Brangsi 99%, Pandes 220 KK warga Muhammadiyah (99% warga dusun Pandes Utara adalah Muhammadiyah). Ketiga ranting ini jamaahnya cukup makmur termasuk jamaah sholat subuhnya tidak kalah dengan jamaah sholat jumat. PRM Brangsi dalam waktu hanya 1 tahun mampu membangun masjid megah 2 lantai dengan biaya 5.6 milyar dan 100% dana tersebut berasal dari warga Muhammadiyah. Masjid tersebut mampu menampung sekitar 2000 jamaah.
“Momentum kedatangan Pak Jamal tadi insha Allah menggerakan Muhammadiyah Ranting Godog,” ujar Maslahul Falah, tokoh Muda Muhammadiyah asal Godog. Senada dengan itu, menurut Ketua Hismag, Iin, “dengan adanya kunjungan singkat dari PP tadi itu, meskipun singkat namun dengan adanya liputan LPCR tersebut nantinya Muhammadiyah tidak lupa lagi dengan sejarah yang ada di pedesaan atau di ranting. Tidak hanya mengenal sejarah Muhammadiyah yang ada di pusat saja, namun bisa lebih dekat dengan yang ada di bawah yang juga pernah berjuang demi mendirikan organisasi Muhammadiyah tersebut.”
Sedangkan Ranting unggul di Cabang Laren di antarannya PRM Brangsi berupa Amal Usaha Ekonomi tanah wakah untuk pertanian 5 ha, pusat penggilingan padi, usaha kost-kosan di kota Surabaya, pusat air minum isi ulang, Baitul Maal yang setahunnya mampu menghimpun dana sekitar 3 M, Koperasi milik warga Muhammadiyah, dan lainnya.
Siangnya, Jamaluddin memberikan pengajian Akbar di Ranting Singkul yang dihadiri lebih dari seribu jamaah se-cabang Laren.
Ranting IPM brangsi, godog, singkul ketiganya adalah ranting yang berbasis desa yang didukung masjid, pondok peseantren khusus Godog, dan kompleks perguruan Muhammadiyah. Singkul adalah nama dusun atau sub desa dari desa Karangtawar yang telah memiliki ranting. Penggerak IPM setempat dikekanal ulet walaupun dulu, setiap tahunnya kerap terkena imbas Banjir luapan Bengawan. Kader Muhammadiyah Singkul pun hampir seluruhnya merupakan didikan Perguruan Muhammadiyah Godog, hal ini dikarenakan Amal Usaha Pendidikan di Godog termasuk pioneer di kawasan tersebut.
Jamaluddin juga sempat mengunjungi Haji Ning, istri Haji Showab (alm), salah satu tokoh penting Muhammadiyah Lamongan. Pernah dipenjara saat Orde Baru karena menolak asas tunggal dan dilabeli sebagai tokoh Komando Jihad. Di rumah tersebut juga terdapat situs langgar lawas yang monumental bagi dakwah Muhammadiyah.
“Harapannya semoga dalam waktu dekat buku ranting Muhammadiyah Godog dapat dibaca khalayak dan film dokumenter produksi LPCR semoga menggerakkan Muhammadiyah,” pungkas David Efendi saat dihubingi redaksi Suara Muhammadiyah (DE).