YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Ketua PP Muhammadiyah bidang Konsolidasi Organisasi dan Kaderisasi, Dahlan Rais mewakili Pimpinan Pusat Muhammadiyah menghadiri pelantikan PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) periode 2016-2018. Dahlan mengapresiasi kinerja PP IPM periode sebelumnya dan menaruh harapan besar pada kepemimpinan yang baru dilantik.
“Periode kemarin itu sudah baik dan berprestasi. PP IPM periode kemarin itu berhasil. Kepada periode sekarang, awali dengan rasa mantap,” tutur Dahlan dalam acara pelantikan yang berlangsung di aula RS PKU Muhammadiyah Gamping, Jumat (20/1).
Kepada pengurus baru, Dahlan berharap para pimpinan mampu untuk membangun kepemimpinan yang kuat, membangun tata kelola yang baik, dan mempertajam kekhasan yang unggul dari IPM dibandingkan dengan OKP lainnya. “Tugas kepemimpinan sekarang tidak ringan,” katanya.
Dahlan terlebih dahulu memberikan apresiasi atas pilihan tema yang digunakan dalam pelantikan kali ini. ‘Membangun Spirit Gerakan Berkemajuan Wujudkan Pelajar Berkarya Nyata’ menurut Dahlan merupakan tema yang sangat menarik dan harus bisa diimplementasikan dalam perjalanan berorganisasi.
Para anggota dan pimpinan IPM harus menjadi lokomotif gerakan pelajar berkemajuan. “Penting bagaimana selalu menumbuhkan spirit berkemajuan,” kata Dahlan. Menurutnya, spirit berkemajuan itu adalah spirit untuk menjadi lebih berkualitas dan berkeunggulan dalam segala bidangnya.
Dahlan Rais lalu menguraikan makna berkeunggulan. Yaitu unggul dalam hal kompetitif dan komparatif. Jika dilombakan dengan yang lain, maka dia menang. Jika dibandingkan dengan yang lain, maka dia lebih baik.
Umat Islam pada umumnya, kata Dahlan harusnya menjadi umat yang berkeunggulan dalam semua bidangnya. Alasannya karena al-Quran telah menyebut dan menaruh harapan. “Kita ini sudah dibesarkan oleh al-Qur’an dengan sebutan yang luar biasa, khairu ummah (umat terbaik), maka tugas kita adalah membuktikannya, membangun spirit berkualitas,” tuturnya.
Para pelajar Muhammadiyah, kata Dahlan, memiliki empat kompetensi dasar yang harus dimiliki. Yaitu beriman, berakhlak, berilmu, dan beramal. Keempat hal ini menjadi pembeda pelajar Muhammadiyah dengan yang lainnya.
“Untuk menjadi pelajar yang unggul, dimulai dengan iman. Hidup berdasarkan tauhid,” ujarnya. Beriman menjadi landasan utama. Jika tidak memiliki iman dan tauhid, maka akan mudah terombang-ambing dalam menjalani kehidupan.
Setelah beriman, harus dibarengi dengan berakhlak. “Yang dapat menyelamatkan manusia akhlak, bukan ilmu,” kata Dahlan sambil mencontohkan perilaku manusia dalam memanfaatkan teknologi. Ketika tidak dituntun oleh akhlak, maka teknologi yang dia miliki akan merusak dan menimbulkan dampak negatif.
Namun, Dahlan juga mengingatkan bahwa akhlak dan ilmu merupakan komponen penting yang harus dimiliki keduanya secara bersamaan. “Akhlak tanpa ilmu tidak menjadi karimah,” jelasnya.
Pada tahap terakhir adalah melakukan amal nyata. “Setelah beriman, berakhlak, berilmu, silahkan untuk berkarya nyata,” harapnya. Berkarya atau beramal haruslah amal yang bermanfaat dan memiliki kriteria baik.
“Sebuah amal bisa disebut shalih, maka harus kreatif dan produktif,” ujarnya. Menurut Dahlan, jika amalannya hanya statis dan jumud, maka tidak bisa disebut sebagai amal shalih. Apalagi jika amalannya hanya bersifat repetitif dan mengulang rutinitas saja, tanpa memperbaiki kualitasnya.
Menurut Dahlan, suatu kreatifitas diukur dengan adanya unsur kebaruan (novelty), memiliki unsur pemecahan masalah (solutif), serta mampu untuk melihat suatu persoalan dari banyak sisi (divergen). Sehingga, jika seseorang melakukan suatu pekerjaan yang sama berpuluh tahun, tanpa ada kebaharuan maka ia bisa disebut sebagai jumud (Ribas).