Purna Jabatan, Ketua PP IPM 2014-2016 Titipkan Lima Pesan

Purna Jabatan, Ketua PP IPM 2014-2016 Titipkan Lima Pesan

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah– Ketua Umum PP IPM 2014-2016, M. Khairul Huda beserta segenap jajaran pimpinan telah menuntaskan masa jabatannya. Perjuangan organisasi pelajar berkemajuan itu kini diemban oleh Velandani Prakoso beserta jajaran pimpinan lainnya.

Dalam sambutan pelantikan dan sera terima jabatan, Khairul Huda mengutip lima pesan untuk seluruh pimpinan IPM. Menguti buku karya Agus Sukaca, berjudul ‘Mengemban Misi Muhammadiyah : Mewujudkan Masyarakat Islam Yang Sebenar-Benarnya’, Huda menyampaikan bahwa organisasi yang berkemajuan itu harus memperhatikan lima hal.

Guna mengikuti perkembangan zaman, organisasi modern itu, pertama, harus memiliki dan menciptakan sistem organisasi yang unggul.

Kedua,  ujar Huda, memiliki manajemen organisasi dan kepemimpinan, serta  konsolidasi internal yang baik. “Yaitu dengan menguatkan konsolidasi antar pimpinan dan seluruh lapisan yang terkait,” ungkap Huda, di aula RS PKU Muhammadiyah Gamping. Dalam rangka melakukan konsolidasi juga, PP IPM akan mengadakan Baitul Arqam dalam waktu dekat.

Ketiga, memiliki jaringan organisasi yang solid. “Saya kira IPM sudah cukup populer baik di luar dan dalam negeri, hal ini menjadi sebuah keunggulan IPM dalam membangun sebuah jaringan, dan juga menjaga spirit sebagai organisasi yang juara,” tutur Huda. Oleh karena itu, kepemimpinan selanjutnya harus mempertahankan dan meningkatkan prestasi tersebut.

Keempat, mempunyai sumber daya yang mumpuni. Menurut Huda, IPM bukanlah organisasi yang hanya melakukan aktivitas dakwah dan kegiatan intelektual lainnya. Lebih dari itu, sebagai organisasi pelajar berkemajuan, IPM juga menularkan spirit entrepreneurship kepada para pelajar. Konstribusi ini mendapat penghargaan dari Kemenpora.

”Sumber daya IPM sangatlah luar biasa, IPM memiliki sistem finansial sendiri yakni batik nasional, marketing executive batik Indonesia, IPM mempunyai program yang tidak berhubungan dengan kaderisasi semata, tetapi ada juga sociopreneur yang oplahnya sudah cukup berhasil,” tuturnya.

Kelima, memiliki aksi dan program yang terukur. Masalah pelajar di Indonesia, sangatlah banyak. Oleh karena itu, IPM harus bisa memilih dan menetapkan prioritasnya. Terlebih dipersingkat dengan masa kepemimpinan yang singkat. “Dua tahun masa periode IPM harus diisi dengan aksi yang berhubungan dengan kepentingan pelajar dan remaja,” ujar Huda (Ribas). 

Exit mobile version