SLAWI, Suara Muhammadiyah -Forum Guru Muhammadiyah (FGM) Kabupaten Tegal resmi dilantik oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, pada 21 Januari 2017, bertempat di Gedung Dakwah Muhammadiyah Kab Tegal.
Kegiatan tesebut dihadiri oleh unsur PDM Kab Tegal, Dikdasmen PCM se Kab Tegal dan Kepala Sekolah Jenjang SD/MI/SMP/MTs/SMK/MA Muhammadiyah Kabupaten Tegal.
“FGM adalah Forum Guru Muhammadiyah yang resmi. Forum ini berfungsi sebagai pusat silaturahim dan pengembangan keilmuan untuk Para guru Muhammadiyah. Sekolah muhammadiyah harus kreatif dan inovatif. ” ungkap Iwan Junaedi selaku Dikdasmen PWM Jawa Tengah.
FGM sebagai lembaga resmi dibawah naungan majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah, wilayah, dan Daerah harapanya dengan adanya Forum guru muhammadiyah ini harus bisa membantu dan mensukseskan kinerja majelis dikdasmen diwilayah maupun di daerah.
Sebagai pusat komunikasi guru Muhammadiyah yang akan menjadikan FGM ini sebagai jejaring antara guru muhammadiyah baik jenjang pusat wilayah sampai daerah.
“Guru Muhammdiyah harus berkarakter Muhammadiyah, dan bisa mengamalkan pada peserta didik Para guru harus mempunyai pedoman Muhammadiyah. Memiliki Karakter pergerakan Muhammadiyah,” ujarnya.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Tegal berharap para guru terus mengembangkan kapasitas diri menjadi guru yang kreatif.
“Sekolah Muhammadiyah itu harus mempunyai gerakan yang Kreatif dan Inovatif, selain itu sekolah Muhammadiyah juga harus menguasai segala macam informasi dengan cara memperkuat silturahim pada sesama sekolah Muhammadiyah yang sudah maju dan berkembang pesat,” ujarnya.
“Saya sangat mengapresiasi gerakan FGM Kab Tegal mengawali dengan gerakan yang resmi dan Para kepala sekolah Muhammadiyah adalah pimpinan yang harus mempunyai karakter berahlakul karimah,” tambahnya.
Arif juga menambahnya ada empat tipe guru. “Pertama, guru professional guru yang mempunyaI kompetensi yang hebat berkomitmen tinggi jadi panutan. Kedua, guru kritikus senang mengkritik tentang pekerjaan guru lain. Ketiga, guru yang jam terbangnya tinggi sering meninggalkan tugas untuk keperluan pribadi. Keempat, guru tidak layak tidak mempunyai komitmen dan selalu mengeluh serta menyalahkan pimpinan dan competitor,” ungkap Arief Azman, SE (Hendra Apriyadi).