YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Perkembangan masalah gizi di Indonesia semakin kompleks saat ini. Selain menghadapi masalah kekurangan gizi, masalah kelebiha gizi juga menjadi persoalan yang harus ditangani dengan serius. Hingga kini, Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap kualitas Sumber Daya Manusia. Terhambatnya pertumbuhan, berat badan lahir yang rendah, bertubuh pendek (stanting), kurus, dan juga kegemukan (obesitas) merupakan beberapa masalah gizi yang masih kerap terjadi.
Data surveilans gizi atau pemantauan status gizi (PSG) Indonesia tahun 2016 menyebutkan bahwasanya persentase balita kurus di Indonesia sebesar 11,1%, angka tersebut mengindikasikan bahwa Indonesia termasuk Negara dengan kategori masalah gizi akut.
Menyikapi hal tersebut, Direktorat Gizi Masyarakat Kemenkes RI sebagai garda terdepan pembangunan gizi masyarakat Indonesia memiliki rencana kerja dalam rangka memperbaiki status gizi balita yakni dengan memberikan makanan tambahan (PMT) bagi balita kurus di Indonesia. Tahun 2015-2019 ditargetkan sebanyak 90% balita dengan status gizi kurus mendapatkan PMT.
Kesadaran akan pentingnya gizi seimbang dalam mencegah masalah kekurangan dan kelebihan gizi perlu terus menerus dilakukan dan didukung oleh segenap komponen bangsa. Dalam upaya untuk turut meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi seimbang, Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) DIY melakukan edukasi terhadap masyarakat dalam usaha mengatasi masalah gizi ganda.
Ketua Majelis Kesehatan PWA Aisyiyah DIY, Ismarwati mengatakan bahwa PWA DIY berkomitmen untuk mendorong masyarakat agar lebih berperan dalam mengatasi permasalahan gizi denga pemberian asupan nutrisi yang seimbang.
“Permasalahan gizi saat ini tidak hanya gizi kurang, namun juga gizi lebih. Pimpinan Wilayah Aisyiyah Yogyakarta mendorong masyarakat terutama kaum ibu untuk lebih berperan mengatasi masalah gizi ganda dengan memberikan asupan makanan yang mengandung nutrisi sesuai dengan kebutuhan,” ungkapnya, Rabu (25/1).
Adapun program yang dilaksanakan PWA DIY terkait hal tersebut di antaranya yaitu melalui penyuluhan tentang pentingnya gizi seimbang di forum-forum pengajian yang ada di cabang dan ranting Aisyiyah, serta pemonitoran tumbuh kembang balita.
Ismarwati berharap, kedepannya permasalahan gizi menjadi fokus program lintas majelis. “Kedepannya, menyikapi permasalahan gizi ini untuk internal dilaksanakan lintas majelis. Masalah gizi juga perlu dilakukan pencegahan sedini mungkin melalui pendidikan anak usia dini,” tandasnya (Yusri).