YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah— Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Fakultas Tarbiyah dan Dirasat Islamiyah (FTDI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menyelenggarakan Kongres ke-XVIII. Kegiatan ini berlangsung di Aula Gedung Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Yogyakarta baru-baru ini.
Permusyawaratan tertinggi di tingkat fakultas ini membahas peraturan organisasi kemahasiswaan (Ormawa) di tingkat fakultas, meliputi Dewan Perwakilan Mahasiswa FTDI, Badan Eksekutif Mahasiswa FTDI, Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Tafsir Hadis, HMPS Bahasa dan Sastra Arab dan HMPS Pendidikan Agama Islam.
Selain itu, kegiatan yang dihadiri tidak kurang dari 50 orang ini juga diisi dengan mendengar laporan pertanggungjawaban dan pelantikan ketua DPM FTDI, BEM FTDI dan HMPS yang baru.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Wakil Dekan FTDI, Rika Astari, Demisioner Gubernur BEM FTDI, Abdul Rauf dan Demisioner Dewan Perwakilan Mahasiswa, Galih Restu Aji.
Adapun, kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari ini diawali dengan Studium General yang disampaikan oleh Mufti Khakim. Dosen UAD ini menyampaikan pembahasan mengenai bagaimana berpolitik secara Islam.
Politik, kata Mufti, merupakan sarana untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan memperbaiki keadaan. Banyak orang yang membenci politik, tidak terkecuali orang muslim itu sendiri. “Politik menjadi suatu hal yang menjijikan karena para pelakunya bukan orang-orang yang mengerti agama,” kata Mufti.
Lebih lanjut, Mufti meminta agar masing-masing Ormawa dapat menjalankan tugasnya sesuai fungsi masing-masing, selain itu web harus dikelola dengan baik sebagai sarana agregasi politik. “program kerja, aspirasi mahasiswa dan profil Ormawa mesti diketahui oleh mahasiswa,” terang Dosen UAD tersebut (Mas DF).