JAKARTA, Suara Muhammadiyah-53 partisipan dari 27 Pimpinan Wilayah Aisyiyah ikuti pelatihan Training of Trainer Pengelolaan Kebencanaan yang diselenggarakan oleh Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) PP Aisyiyah.
Walaupun LLHPB sendiri belum berumur lama, namun masalah penanganan kebencanaan bukanlah hal yang baru bagi Aisyiyah. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua PPA sekaligus Kordinator LLHPB Prof Masyiroh Chusnan saat membuka acara pada Jum’at, (27/1) di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan DKI Jakarta (LPMP) Jakarta.
“Walaupun penanganan bencana bukan hal baru bagi Aisyiyah, namun kini dengan adanya LLHPB diharapkan sistem dan cara kerja penanganan bencana oleh Aisyiyah akan lebih baik,” tuturnya dalam rilisan pers yang diterima oleh suaramuhammadiyah.id.
Ketua LLHPB PP Aisyiyah Nurni Akma pun menjelaskan bahwa beberapa hal yang telah dilakukan oleh LLHPB diantaranya dengan berjejaring bersama PWA dan berbagai pihak external dalam pananganan bencana.
“Kita telah menjalin kerjasama dengan Kementrian Kehutanan terkait sampah, dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak terkait dengan kegiatan masa darurat untuk anak, dengan Bali Fokus untuk dampak pencemaran Mercury, dengan Food for Indonesia juga Lazismu untuk berbagai kegiatan respon bencana,” jelasnya dalam pesan singkat.
Nurni pun menegaskan bahwa untuk hal kebencanaan, LLHPB memiliki sorotan khusus terhadap perempuan, anak dan kelompok rentan.
“Di fokus ini tak hanya di respon namun juga dalam pengurangan risiko bencana. Sehingga kegiatan pencegahan ini juga sangat penting,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Lazismu Andar Nubowo turut hadir memberikan paparannya. Nurni pun yakin ke depan sinergitas yang dibangun antara Lazismu dengan LLHPB akan semakin memperkuat program-program penanganan kebencanaan LLHPB.
“Rencana dengan Lazismu, setelah kami mendengarkan presentasi Direktur Lazismu kemarin, kami yakin sinergi LLHPB – Lazismu akan fokus fii sabilillah dengan menguatkan kapasitas, program-program lingkungan terkait, serta program respon bencana,” tandas Nurni.
Dalam ToT yang digelar hingga Ahad (29/1) peserta diberikan materi seputar Fiqh bencana, Sistem Penanggulangan Bencana, Emergency Respon, Therapy Psikososial, Standart Minimum Sphere, Pembentukan Posko Bencana.
Diharapkan dengan adanya ToT pengelolaan kebencanaan ini, mampu meningkatkan kapasitas serta komitmen pengurus dalam bidang lingkungan hidup dan penanggulangan bencana di tingkat wilayah (Th).