• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Rabu, Desember 10, 2025
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Takbir Bukan Radikalis

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
29 Januari, 2017
in Berita
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Takbir Bukan Radikalis

Dahnil Anzar Simanjuntak saat tabligh akbar yang diselenggarakan Muhammadiyah di Kuala Lumpur, Sabtu (28/1).

Share

KUALALUMPUR, Suara Muhammadiyah-Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak SE ME mengatakan teriakan takbir “Allahu Akbar” bukan merupakan sikap radikalis, teroris, anti kebhinekaan dan anti toleransi.

“Dua kali takbir saya lakukan setelah kasus Siyono. Ini saya lakukan setelah ada stigmatisasi bahwa takbir seolah radikalis, teroris, anti bhineka, anti toleransi,” kata Dahnil saat tabligh akbar yang diselenggarakan Muhammadiyah di Kuala Lumpur, Sabtu (28/1).

Baca Juga

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

Turut hadir pada acara tersebut anggota DPRD Jatim Drs Khusnul Akib MM, Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia, Dr Soni Zulhuda, Kepala Fungsi Pensosbud KBRI Kuala Lumpur dan juga Kepala Konsuler, Trigustono Suprayitno.

Dahnil mengatakan tuduhan bahwa teriakan takbir sebagai sikap anti toleransi merupakan tudingan yang menyakitkan bagi umat Islam.

“Takbir itulah yang menancapkan semangat pejuang dalam meraih kemerdekaan. Kok kemudian dituding anti kemerdekaan. Orang yang bilang begitu tidak belajar sejarah. Yang terjadi adalah ada ketidakadilan pada umat Islam,” katanya.

Dahnil menceritakan saat membuka Tanwir Pemuda Muhammadiyah Presiden Joko Widodo juga sempat meneriakkan takbir tersebut.

Dia mengingatkan bahwa para tokoh-tokoh Islam telah rela tidak memasukkan kalimat kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya dalam rangka mengakomodasi masyarakat Indonesia Timur karena kalau tidak negara Indonesia tidak akan terwujud.

“Pada kasus Ahok kami minta ditindak secara hukum. Kami tidak ingin memanasi suasana tetapi kami juga mendukung keadilan. Solusinya adalah menghadirkan keadilan,” katanya.

Dia mengatakan Muhammadiyah bisa hadir dimana-mana karena “ruhul ikhlas” dan “ruhul jihad”.

“Muhammadiyah bisa hadir di mana-mana termasuk Malaysia karena dua hal. Muhammadiyah memiliki ratusan pesantren, rumah sakit dan perguruan tinggi karena dua hal tersebut,” katanya.

Dia mengatakan Muhammadiyah adalah kumpulan dari produk “ruhul ikhlas” dan Muhammadiyah akan tetap ada selama “ruhul ikhlas” ada.

“Karakter dakwah orang Muhammadiyah harus menggembirakan dan memajukan. Yang disebut memajukan bukan hanya harus memakai alat-alat moderen tetapi maksudnya adalah memiliki karakter dan akhlak yang baik,” katanya.

Dia mencontohkan Suku Badui itu menolak modernisasi tetapi kalau ada orang mencemari dan merusak lingkungan milik mereka orang Badui akan marah.

“Modernisasi adalah perubahan cara berfikir. Ada etika, ada standar, bukan perubahan alat-alat produksi an sich. Siapa yang lebih maju dan beradab kalau misalnya ada orang Jakarta yang membuang sampah sembarangan ?,” katanya.

Dia juga menegaskan keberpihakan Muhammadiyah pada kasus Siyono justru untuk mendukung deradikalisasi karena kalau tidak akan menjadi lahan balas dendam kelompok radikalis.

“Berkemajuan dalam Muhammadiyah adalah bergerak maju. Gerakan amar nahi mungkar harus bergerak menuju menghadirkan keadilan melawan kedholiman,” katanya.

Dia juga menghimbau agar Muhamadiyah tidak mudah mengkhafirkan dan menyesatkan kelompok lain.

“Dakwah Muhammadiyah harus menggembirakan. Kyai Ahmad Dahlan dalam sejarahnya tidak pernah mengatakan kalian sesat dan kalian kafir. Kyai Dahlan muncul sebagai man of action. Dakwahnya menggembirakan sekali. Jangan sekalipun orang Muhammadiyah mengatakan orang itu sesat. Jangan Kokam membubarkan orang lain,” katanya (Agus Setiawan).

Tags: kokammuhammadiyahtakbir
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah
Berita

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

28 September, 2024
Prof Dr Abdul Mu'ti
Berita

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

22 Agustus, 2024
Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah
Berita

Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah

2 Juli, 2024
Next Post
langganan majalah

Ketentuan Agen dan Langganan Majalah Suara Muhammadiyah

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In