PADANG, Suara Muhammadiyah- Ketua PW Muhammadiyah Sumbar Drs Shofwan karim Elhusein membuka resmi Inisiasi Pembentukan dan penguatan Lazismu se-Sumbar sekaligus Seminar Zakat di Aula PW Aisyiyah Sumbar, Sabtu (28/1/2017). Kegiatan ini dihadiri Direktur Utama Lazismu Sumbar Andar Nubowo, DEA, perwakilan pimpinan daerah Muhammadiyah se-Sumbar, perwakilan amal usaha Muhammadiyah.
Direktur Utama Lazismu Pusat, Andar Nubowo, DEA mengatakan Lazismu tersebar 34 di PW Muhammadiyah se-Indonesia dengan 186 kantor perwakilan. “Saya mengharapkan Sumbar bisa jadi percontohan bagi pengembangan Lazismu di Sumatera, sekarang baru tiga yakni Kota Pariaman, Padang Pariaman dan Payakumbuh serta satu kantor layanan Lazismu At-Taqwa,” ujarnya.
Lazismu merupakan milik perserikatan, dan peruntukannya untuk kepentingan perserikatan maka seyogyanya pimpinan Muhammadiyah juga mensupport keberadaan Lazismu, potensi zakat di kabupaten/kota perbulannya mencapai Rp5-6 milyar, potensi ini perlu ditangkap pimpinan Muhammadiyah.
Lanjutnya, kegiatan Lazismu juga bisa dikolabarasikan dengan kegiatan majelis ataupun lembaga Muhammadiyah, asalkan kegiatan itu untuk menyentuh asnaf yang delapan. Lazismu hadir sejak tahun 2002 dari pusat hingga daerah sebagai layanan zakat nasional.
“Kami menghimbau pimpinan Muhammadiyah agar bisa membentuk lazismu dan kantor layanan lazismu daerah wilayah hingga ranting dan juga bagi amal usaha Muhammadiyah,” tuturnya.
Andar menargetkan kedepan dari pusat hingga cabang dan ranting juga amal usaha Muhammadiyah berada dalam satu komando terstruktur dan terintegrasi seshuai dengan keputusan rakornas Lazismu nasional.
Ketua PW Muhammadiyah Sumbar Shofwan Karim menargetkan tahun 2018 mendatang 11 PD Muhammadiyah sudah membentuk perwakilan Lazismu di 19 kabupaten/kota se-Sumbar.
Menurut Shofwan, Zakat, infaq dan Sadaqah, ini akan menghindari diri kita dari kebangkrutan baik di dunia apalagi di akhirat. ZIS menurutnya merupakan sumber kekuatan umat Islam yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah, selain itu sebagai wujud pengabdian kepada sesama manusia.
Ternyata tradisi sedekah ini menurutnya tidak hanya dikenal di dunia Islam saja tetapi juga menjadi perhatian penting di kalangan Barat yang sudah dikenal dengan charity dan Philanthropy yang bersifat sosial kemanusiaan.
“Medsos sudah booming. Potensi ini harus dimanfaatkan oleh pengelolah Lazismu untuk memaksimalkan potensi zakat, saya menyambut baik perubahan sistem lazismu menjadi komprehensif dan integratif,” katanya.
Dia mengajak warga Muhammadiyah Sumbar untuk memviralkan Lazismu dimanapun dan dalam kondisi apapun melalui media sosial baik melalui whatapps, facebook dan twitter.
Ketua Lazismu Sumbar mengatakan bahwa kegiatan digelar ini untuk mendorong kabupaten/kota membentuk perwakilan dan kantor layanan Lazismu. Kehadiran perwakilan Lazismu di 19 kabupaten/kota guna menjawab potensi zakat yang luar biasa ini yang perlu diraih oleh perwakilan Lazismu. “Kita mentargetkan pemebntukan dan pelantikan Lazismu di daerah rampung pada awal tahun 2018,” tutur Deri Rizal Bendang.
“Boleh saja masyarakat berzakat kemana saja asalkan lewat amil. Baznas telah menekankan harus melalui amil. Bagi kalangan ASN boleh juga lewat Lazismu,” ucap wakil Ketua Baznas Sumbar Sobhan Lubis (RI).