YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berkesempatan menjadi tuan rumah Pameran Pendidikan India Incredible India Education Fair (IIEF) yang diselenggarakan oleh TIE-UPS International berkolaborasi dengan Kedutaan Besar India di Indonesia. Pameran pendidikan yang akan berlangsung hingga Rabu (1/2) tersebut dibuka oleh Rektor UAD Dr Kasiyarno, MHum yang juga Ketua APTISI DIY, Senin (30/1) di Ruang Auditorium UAD.
Menurut Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) UAD Ida Puspita, pameran pendidikan India tersebut adalah yang pertama kali digelar di Yogyakarta. Beberapa universtas India yang akan terlibat di antaranya adalah Manipal University, VIT University, Nitte University, Dr Ambedkar Institute University, Thapar University, Sathyabama University, Christ University, dan Garden City University.
“Sebelumnya, mereka telah menyelenggarakan pameran pendidikan di Jakarta secara 2 tahun berturut-turut. Kali ini mereka mengadakannya di Yogyakarta karena berpikir bahwa Yogyakarta adalah kota pelajar dan untuk pertama kalinya mereka adakan dengan bekerjasama dengan UAD,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, perwakilan perguruan tinggi India turut serta dalam pameran tersebut tersebut juga berkesampatan untuk melakukan penjajakan kerjasama dengan sekolah-sekolah menengah atas di DIY termasuk sekolah labschool binaan UAD sendiri.
“Melalui kerjasama tersebut, akan memunginkan bagi sekolah menengah untuk mengirimkan siswanya untuk bisa belajar ke India dalam short periode,” lanjutnya.
Mr Ravi Makhija Direktur TIE UPS International mengatakan bahwa selama ini Indonesia dan India telah menjalin berbagai kerjasama khususnya dalam hal kebudayaan. Namun, berbagai informasi tentang kesempatan mengenyam pendidikan dan mendapatkan beasiswa di berbagai universitas ternama India nampaknya belum cukup terekspose di Indonesia.
“India sudah sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia melalui budayanya, termasuk industri perfilmannya yaitu Bollywood. Berbeda dengan masalah pendidikan. Namun, bagaimanapun juga budaya dan pendidikan harus berjalan berbaregan sehingga penting untuk mengeksplorasi masalah pendidikan dan peluang studi di India,” ungkap Ravi.
Salah satu hal yang menarik menurut Ravi yang juga diamini oleh Ida, adalah bahwa biaya hidup ataupun studi di India bisa dikatakan tidak jauh berbeda dengan yang ada di Indonesia. Mahasiswa yang datang dari seluruh penjuru dunia pun tidak akan kesulitan dalam berkomunikasi karena bahasa Inggris sendiri telah digunakan secara luas di India.
“Mereka bisa mengeksplor berbagai peluang studi di India dengan biaya yang tidak mahal,” imbuh Ravi.
Dalam hal kerjasama, saat ini UAD telah menjalin kerjasama dengan 2 universitas di India yaitu symbiosis international university india dan PCTE Group of Institutes. Ida menjelaskan bahwa melalui kerjasama yang dijalin bersama dua universitas di India tersebut ke depan UAD rencananya akan melakukan joint research antara Fakultas Farmasi UAD dengan yang ada di universitas tersebut. Selain itu, UAD pun akan mengirimkan mahasiswa melalui program student exchange, juga lecturer exchange bagi dosen UAD yang akan diberikan kesempatan selama 1 bulan untuk mengajar di kedua universitas tersebut. “Ada beberapa mahasiswa UAD yang datang dari India walaupun belum begitu banyak. Namun melalui hal ini akan ada banyak lagi yang bisa dikerjakan bersama dengan India,” tandasnya (Th).