BLITAR, Suara Muhammadiyah- Pusat data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada akhir 2015 menyebutkan bahwa kanker serviks menjadi pembunuh nomor satu di Indonesia. Padahal penyakit yang disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus (HPV) ini memiliki peluang penyembuhan yang besar jika dapat dideteksi lebih awal. Sayangnya, berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2010 disebutkan bahwa kesadaran wanita Indonesia untuk mendeteksi dini kanker serviks masih di bawah 5 persen. Permasalahan lain yakni akses layanan kesehatan untuk deteksi dini masih belum mudah dijangkau di setiap daerah.
Melalui program MAMPU, Aisyiyah bekerja untuk menumbuhkan kesadaran para perempuan akan pentingnya kesehatan reproduksi serta melakukan advokasi agar fasilitas kesehatan di setiap daerah bisa melayani pemeriksaan dini untuk kesehatan reproduksi.
Pimpinan daerah Aisyiyah (PDA) Blitar, Binti Hamidah mengungkapkan bahwa salah satu hasil menggembirakan dari upaya advokasi yang dilakukan Aisyiyah adalah munculnya layanan papsmear mandiri di RSUD Blitar. “Alhamdulillah advokasi Aisyiyah yang mendesakkan kepada RSUD untuk bisa melakukan papsmear mandiri sekarang sudah bisa terwujud,” ungkapnya, Senin (23/1).
Sementara itu, Tim Program MAMPU Aisyiyah Blitar Elya Muschabiati menyebutkan bahwa terwujudnya pelayanan papsmear mandiri merupakan hasil dari beberapa kali advokasi yang dilakukan Aisyiyah Blitar. Menurutnya, terhitung sudah sejak satu tahun yang lalu Aisyiyah sudah mulai melakukakan advokasi kepada Dinkes dan DPRD.
“Kemudian ‘Aisyiyah mengajukan kembali saat melakukan audiensi bersama dengan Bupati, SKPD dan Dinkes agar RSUD bisa melakukan pemeriksaan papsmear mandiri, Alhamdulillh ditanggapi dengan baik dan segera bupati menghimbau agar rumah sakit melakukan pemeriksaan secara reguler di RSUD Ngudiwaluyo yang ada di Wlingi, Blitar” terangnya.
Adanya layanan papsmear mandiri yang dilakukan RSUD Ngudiwaluyo, lanjut Elya, memberikan beberapa dampak positif bagi pelayanan kesehatan reproduksi di Blitar. Ia mengatakan bahwa dengan papsmear mandiri maka dapat mempersingkat waktu penerimaan hasil papsmear serta menurunkan biaya tes papsmear.
Elya berharap dengan adanya papsmear mandiri ini dapat mendukung perempuan di Kabupaten Blitar agar sehat dan berkemajuan. “Harapannya, dengan adanya papsmear mandiri ini bisa mendukung perempuan di Kabupaten Blitar agar sehat berkemajuan serta dapat melahirkan melahirkan generasi sehat cerdas sebagai kader yang mampu memperjuangkan keutuhan negeri ini,” tandasnya (Suri/Yusri).