JAKARTA, Suara Muhammadiyah-Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Front Pembela Islam (FPI) menduduki urutan tiga teratas sebagai organisasi Islam yang paling dikenal dan diingat oleh masyarakat. Ketiga organisasi itu memiliki kesan tersendiri yang berbeda di benak publik.
Dalam survey itu ormas yang paling dikenal menurut mayoritas responden NU dengan persentase 97 persen, Muhammadiyah 94,3 persen, dan FPI 68,8 persen. Hal itu terungkap dari hasil penelitian Alvara Research Center, yang dikemukakan CEO Alvara Research Center, Hasanuddin Ali di gedung PBNU, Jakarta pada Senin (30/1).
Menurut Hasanuddin, penelitian itu dilakukan di 34 provinsi di Indonesia pada 4 November – 1 Desember 2016, dengan komposisi 378 orang di Jawa, 975 di Sumatra, 48 Bali Nusra, 92 Kalimantan, 107 Sulawesi, dan 26 orang Malpapua. Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka terhadap responden berusia 17-65 tahun dengan margin error 2,47 persen.
Hasil itu tentu mengejutkan. Mengingat selama ini FPI bukanlah organisasi yang dikenal memiliki banyak umat seperti halnya NU dan Muhammadiyah. “Survei ini menunjukkan popularitas FPI mengalahkan beberapa ormas Islam yang sudah ada jauh sebelumnya,” kata Hasanuddin
Keberadaan FPI menggeser ormas yang sudah berdiri lebih dulu, di antaranya Al Wasliyah dengan 1,1 persen, dan disusul oleh Persatuan Islam (Persis) dengan jumlah responden 0,4 persen. “Yang menarik, FPI yang berada di urutan ketiga top of mind menggeser posisi ormas Islam tua yang sudah jauh lebih dulu ada di Indonesia,” tuturnya.
Pada penelitian tersebut juga diketahui NU, Muhammadiyah, FPI dan Hibut Tahrir Indonesia memiliki citra tersendiri di kalangan umat Islam Indonesia.
NU, di mata umat Islam dicitrakan sebagai menghargai budaya lokal, tradisionalis, melindungi kelomok minoritas. Muhammadiyah dicitrakan dengan modern dan moderat, sedangkan FPI dan HTI dicitrakan dengan mengusung syariat Islam serta ajarannya keras atau kaku (Ribas).