Oleh: Muzayyin Arif
Pada hari Jum’at (3/2), saya dan rombongan siswa peserta Global Leadership Program (GLP) Batch 2 Sekolah Insan Cendekia Madani (ICM) Serpong mengikuti rangkaian ibadah bersama komunitas muslim di Islamic Center Masjid Darul Qur’an of Long Island, Amerika Serikat.
Ini merupakan jum’at yang istimewa tidak hanya karena berkesempatan merasakan hangatnya persaudaraan yang ditunjukkan oleh komunitas muslim Amerika yang berasal dari beragam bangsa seperti Arab, India, Pakistan, Bangladesh dan lain sebagainya, akan tetapi juga karena kami dapat mendengarkan khutbah jum’at yang dibawakan oleh Imam Shamsi Ali, seorang imam kelas dunia asal Indonesia yang luar biasa.
Di hadapan 700-an jama’ah yang memadati ruang masjid, Imam Shamsi menyampaikan pesan-pesan yang relevan terkait perkembangan Islam dan politik di Amerika Serikat saat ini, yang beberapa di antaranya adalah:
- Pentingnya membangun optimisme (dalam memandang kehidupan ini dan seluruh dinamikanya) dengan memperkuat keyakinan bahwa Allah swt bersama kita. Inilah keyakinan penting bahwa: bersama Allah kita pasti menang.
- Jangan pernah mengandalkan kekuatan kita sebagai manusia untuk menyelesaikan persoalan-persoalan kita. Merendah di hadapan Allah swt dan berdoa dengan penuh harap adalah kunci turunnya pertolongan dari-Nya.
- Perbaiki hubungan dengan sesama manusia (termasuk kepada mereka yang berbeda keyakinan dengan kita) dan bangun kerjasama serta perkuat solidaritas antar sesama anggota komunitas masyarakat.
Selanjutnya, Imam Shamsi juga mengajak seluruh masyakat muslim Amerika untuk menyikapi perkembangan politik pasca terpilihnya Presiden Donald J. Trump secara positif. Diskriminasi harus dilawan dengan dakwah bilhal dengan cara bangkit menunjukkan eksistensi dan memperkenalkan Islam yang sesungguhnya, yaitu Islam yang rahmatan lil alamin, yang berbeda jauh dari pemikiran dan pemahaman yang dipropagandakan khususnya oleh Presiden Trump saat ini.
Dakwah bilhal ini dapat dimulai dari menyapa tetangga, memperbaiki hubungan baik dengan mereka, atau dengan sekedar menyampaikan bahwa kita muslim dan kita ingin menjadi tetangga yang baik untuk mereka.
Kemudian, kita juga melanjutkan dengan melakukan pendekatan dan menjalin kerjasama antar komunitas agama yang ada di lingkungan kita, khususnya yang masih berfikiran positif tentang keberadaan masyarakat muslim di Amerika.
Imam Shamsi mengingatkan bahwa tidak semua umat Kristiani dan Yahudi itu negatif terhadap kita. Ada juga diantara mereka yang baik dan menaruh simpati dengan keberadaan muslim di Amerika. Dan ini jumlahnya banyak seperti yang baru-baru ini ditunjukkan oleh komunitas Yahudi di Victoria saat melihat masjid umat Islam dibakar mereka menawarkan sinagog-nya untuk ditempati salat. Menurut beliau, penting bagi kita semua untuk menyatukan kebaikan-kebaikan antar komunitas untuk menghadapi keburukan yang lebih besar.
Selanjutnya yang tidak kalah penting dilakukan oleh umat Islam di Amerika adalah melakukan pendekatan dan klarifikasi kepada pemerintah lokal sebagai bentuk aksi proaktif untuk meyakinkan tentang kedamaian yang diajarkan Islam dan jauhnya agama ini dari ancaman tatanan kehidupan.
Di negara yang menganut sistem federasi seperti Amerika posisi pemerintah lokal sangat besar pengaruhnya dan dapat melindungi warga dari buruknya kebijakan federal. Seperti yang dilakukan oleh Walikota New York baru-baru ini yang memberikan Driving License (surat izin mengemudi) kepada para imigran/pendatang ilegal sebagai bentuk keberpihakan kepada kemanusiaan dan perlawanan terhadap diskriminasi.
Intinya, kondisi yg terjadi di Amerika saat ini seharusnya membuka mata dan fikiran umat islam untuk bangkit dan melakukan kebaikan dengan menyebarkan kemaslahatan. Di luar sana ada banyak hati yang menanti sikap positif kita sebagai jalan turunnya hidayah Allah kepada mereka. Kita tidak sendiri dan ini adalah momentum kebangkitan. Allahu Akbar!
Setelah Jum’at, tidak kurang dari tiga orang tokoh Islam pun tampil dan memberikan dukungan terhadap apa yang disampaikan oleh Imam Shamsi dan mengajak jamaah untuk bersama-sama mengamalkan pesan-pesan tersebut.
Adapun kami, rombongan dari Global Leadership Program (GLP) Sekolah Insan Cendekia Madani secara khusus diperkenalkan oleh pengurus masjid dengan diminta berdiri dan menyapa jama’ah yang ada di masjid. Tidak sedikit jamaah yang datang berkenalan lebih dekat yang berasal dari Mesir, Bangladesh, Pakistan dan lain sebagainya. *