YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir melakukan peletakan pertama pembangunan Grha Suara Muhammadiyah di Jalan KH Ahmad Dahlan Yogyakarta, pada Kamis (9/2.
Kegiatan itu turut dihadiri Pemimpin Umum Suara Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif, Wakil Pimpinan Umum Rosyad Sholeh, Dewan Redaksi Suara Muhammadiyah, Pemimpin Perusahaan Deni Asy’ari, ketua PP Muhammadiyah Suyatno dan Agus Taufiqurrahman, ketua PP Aisyiyah Shoimah Kastolani, Kapolda DIY Brigjen Pol Ahmad Dofiri, walikota Yogyakarta non aktif Haryadi Suyuti dan tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Haedar menyatakan bahwa keberadaan gedung Graha Suara Muhammadiyah sebagai bagian dari upaya Muhammadiyah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. “Pembangunan ini sebagai upaya melestarikan budaya literasi atau budaya iqra’ yang sudah dimulai Muhammmadiyah sejak 1915,” ujar Haedar.
“Dengan peletakan batu pertama ini, mari kita gelorakan kembali budaya iqra. Muhammadiyah punya leading untuk itu,” ungkap Haedar. “Kalo tidak dipaksa, budaya iqra itu tidak akan jadi,” tegasnya.
Membangun budaya iqra atau literasi, menurut Haedar merupakan bagian dari kerja-kerja senyap dalam membangun peradaban yang utama. Lebih dari itu, kata Haedar, gedung ini diharapkan menjadi suatu tonggak kemajuan Muhammadiyah dan sebagai penanda Islam berkemajuan. “Kerja-kerja yang produktif seperti ini menjadi jalan mencerdaskan masyarakat dan umat,” tuturnya.
Haedar juga menyebut bahwa gedung ini menjadi simbol melanjutkan usaha yang diinisiasi oleh Kyai Dahlan, yang mendirikan Suara Muhammadiyah pada tahun 1915. “Gedung ini menjadi simbol hidup dari perjuangan Kyai Dahlan,” ujar Haedar.
Haedar berharap Grha Suara Muhammadiyah memberi manfaat nyata bagi umat dan bangsa. “Mudah-mudahan, Suara Muhammadiyah bisa menjadi penggerak, pengokoh, dan penguat pusat keunggulan,” tuturnya.
Pembangunan gedung megah berlantai lima ini direncanakan akan memakan waktu selama beberapa bulan dan akan diresmikan pada bulan November 2017. Gedung yang dibangun secara mandiri oleh Suara Muhammadiyah ini menelan biaya sekitar 11 Milyar (Ribas).