NEW YORK, Suara Muhammadiyah-Sejumlah pemimpin agama di Amerika Serikat akan menggelar pertemuan dan deklarasi solidaritas terhadap Muslim Amerika pada Ahad (19/2) waktu setempat. Aksi tersebut dipicu oleh kebijakan imigrasi Presiden Trump dan retorikanya kerap mendiskriminasi Muslim Amerika.
Aksi yang akan digelar di Times Square tengah hari hingga pukul 2 siang tersebut juga didukung dan melibatkan raja hip hop Russell Simmons, Rabbi Marc Schneier, Presiden Foundation for Ethnic Understanding (FFEU), dan Shamsi Ali dari Jamaica Muslim Center.
“Belakangan, hidup etnis Afrika-Amerika, wanita, Latin, Asia dan mereka yang bukan merupakan warga ‘kulit putih’ berada dalam resiko. Kita hidup di masa ketika persatuan akan membuat Amerika hebat lagi. Ini adalah momentum special untuk bersama-sama memperomosikan bentuk empati kesetaraan yang kita inginkan untuk diri kita sendiri,” tutur Simons yang juga Ketua FFEU, dilansir dari rilisan media yang diterima suaramuhammadiyah.id.
Sedangkan Rabbi Schneier, mengakatan bahwa dirinya terenyuh ketika melihat orang-orang dari sleuruh penjuru negeri melakukan protes terhadap kebijakan pelarangan muslim yang bertentangan dengan konstitusi juga maraknya gerakan anti-Islam dan Islamophobia di Amerika Serikat.
“Akan ada ribuan masyarakat Amerika dari seluruh latarbelakang etnis dan agama yang kembali berkumpul membuat statement ‘Kapanpun saudara Muslim kami dikecam, difitnah dan didiskriminasi, dijadikan korban atas ujaran kebencian dan kekerasan, maka ‘hari ini, kami adalah muslim juga,” tegasnya yang pada Maret tahun 2010 lalu juga berhasil menggelar aksi solidaritas dengan tema sama, yang menarik perhatian lebih dari 5000 warna New York.
Shamsi Ali mengatakan bahwa dirinya dan seluruh komunitas Muslim New York mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada seluruh pihak yang datang dari berbagai background, yang akan datang memadati Times Square 19 Februari mendatang.
“Mereka akan membela Muslim bahkan mendaftarkan diri sebagai Muslim jika diskriminasi ini terus berlanjut. Polling telah membuktikan bahwa mayoritas Muslim Amerika adalah warga negara yang loyal dan produktif. Mereka tidak seharusnya dilabeli sebagai ekstremis yang dasar ideologinya jelas mencederai ajaran mendasar Islam,” tandas Shamsi Ali.
Shamsi Ali yang juga menulis buku of Abraham: a Candid Conversation About the Issues that Divide and Unite Jews and Muslims bersama Rabbi Schneier mengajak pemimpin serta jamaah akar rumput di masjid-masjid dan masyarakat Muslim Amerika secara umum secara kolektif untuk memerangi Ekstremisme.
“Mereka harus bersama-sama memerangi ekstremusme, kekerasan, terorisme, dari pada diperlakukan seakan terlibat di dalamnya,” tandas Shamsi Ali yang juga Presiden Nusantara Foundation ini (Th).