TEGAL, Suara Muhammadiyah-MDMC Jawa Tengah menggelar pelatihan fasilitator Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (JITUPASNA). Pelatihan yang digelar di Guci Tegal berlangsung tanggal 10 – 12 Februari 2017 diikuti 25 orang peserta yang berasal dari MDMC daerah eks-Karesidenan Pekalongan dan Banyumas.
Pengkajian kebutuhan pasca bencana (post disaster need assessment) merupakan salah satu tahapan dalam rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana yang terdiri dari penilaian kerusakan dan kerugian bencana dari aspek fisik maupun kebutuhan manusia sebagaimana tertuang dalam Peraturan Kepala BNPB No. 15 tahun 2011 tentang Pedoman Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana.
Menurut Yocki Asmoro, koordinator bidang rehabilitasi dan rekonstruksi MDMC Jateng menyampaikan, “Untuk pertama kalinya MDMC Jawa Tengah menyelenggarakan pelatihan fasilitator pengkajian kebutuhan pasca bencana. Selain di Tegal, pelatihan serupa juga akan kami adakan di Kudus dan Magelang pada bulan Maret mendatang. Dan untuk keperluan tersebut kami bekerjasama dengan The Pujiono Center yang kami nilai sukses mengembangkan pengetahuan terkait pengkajian kebutuhan pasca bencana.”
Pujiono Center (Pucen) adalah non government organization (NGO) berkantor di Yogyakarta yang memiliki konsen pada studi bencana dan perubahan iklim. Pucen juga merupakan salah satu lembaga yang telah melakukan pengembangan pengetahuan pasca bencana di Indonesia melalui diseminasi informasi dan pelatihan sebagaimana disebutkan dalam laman lembaga http://www.pujionocentre.org/
Rinto Andriono selaku Direktur Pujiono Center menegaskan bahwa selama ini pihaknya telah mengembangkan pusat pengetahuan dan sumberdaya untuk rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana di Indonesia dengan melakukan inisiasi instrument pengkajian kebutuhan pasca bencana. “Dalam beberapa tahun terakhir ini Pucen telah mengambil peran sebagai katalis dalam proses pembangunan kapasitas rehabilitasi dan rekonstruksi ini,” ungkapnya.
Terungkap bahwa selama ini inisiatif di tahap pemulihan pasca bencana belum semaju inisiatif di tahapan pra bencana dan kedaruratan. Akibatnya hingga saat ini belum terbangun sebuah program rehabilitasi dan rekonstruksi yang berkualitas dan berbasis pada pengurangan risiko bencana. Atas dasar itulah, MDMC Jateng menggelar pelatihan ini dengan menggandeng Pucen.
Naibul Umam Ketua MDMC Jawa Tengah menandaskan, bahwa pelatihan fasilitator Jitupasna dimaksudkan untuk memperkuat pemahaman mengenai konsep pengkajian kebutuhan pasca bencana yang sangat penting bagi penyusunan rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi. “Bagi pengembangan pengetahuan, pelatihan seperti ini akan memperkaya khasanah kita terkait penanggulangan bencana terutama setelah kejadian bencana.”
Melalui jitupasna akan terungkap kebutuhan penyediaan bantuan atau dukungan bagi warga terdampak bencana terutama memastikan pemenuhan kebutuhan dasar. Selain itu akan terungkap kebutuhan penunjang untuk memulai kembali proses kemasyarakatan yang selama ini terganggu akibat bencana. Jauh lebih penting lagi adalah terpenuhinya kebutuhan pengurangan resiko bencana di masa mendatang (Naibul Umam).