YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) PP Muhammadiyah atau MDMC melalui Divisi Pengurangan Resiko Bencana dan Kesiapsiagaan, menyelenggarakan kegiatan Lokakarya Nasional di Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Ahmad Dahlan, Jalan Pramuka, Umbulharjo, Yogyakarta.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, 11-12 Februari 2017 itu bertujuan untuk memperkuat dan memperluas gerakan pengurangan resiko bencana di Muhammadiyah secara komprehensif dan sekaligus menyusun pedoman sekolah aman bencana.
Sekretaris Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC), Arif Nur Kholis menyatakan bahwa kegiatan ini sebagai salah satu bagian dari kerja MDMC sejak lama. Pada tahun 2007, MDMC sudah mulai membicarakan tentang pentingnya menyadarkan sekolah-sekolah Muhammadiyah tentang resiko bencana yang datang tiba-tiba.
“Pada tahun ini sudah saatnya kita membuat panduan. Sehingga bisa dipakai oleh sekolah Muhammadiyah dan sekolah-sekolah lainnya,” kata Arif kepada Suara Muhammadiyah, Ahad (12/2) di Gedung Fakultas Kedokteran UAD.
Menurut Arif, kondisi geografis Indonesia sangat rentan dengan berbagai bencana alam. Oleh karena itu, MDMC tidak hanya terjun langsung ke lokasi bencana dan pasca bencana, namun juga melakukan tindakan preventif.
“MDMC itu punya kewajiban selain menolong ketika bencana, juga mengurangi resiko bencana. Mengurangi resiko bencana itu kalau ada yang bisa dicegah, ya dicegah. Kalau tidak bisa dicegah ya dicari cara supaya korbannya tidak banyak,” kata Arif.
Sebagai salah satu tindakan preventif sebelum terjadinya bencana, kata Arif, adalah mengajak sekolah-sekolah Muhammadiyah pada khususnya dan juga semua sekolah pada umumnya untuk sadar bencana. “Ketika terjadi bencana, kalau bisa sekolahnya tidak runtuh. Kalau sekolahnya terpaksa rusak ya tidak melukai. Kalau terpaksa luka ya selamat. Kita preventif berlapis-lapis gitu,” ujarnya.
Kegiatan ini menghadirkan para fasilitator dari berbagai wilayah. “Hari ini kita sedang mengumpulkan teman-teman dari berbagai wilayah dan juga dari pusat yang pernah mempunyai pengalaman melakukan program di lapangan,” katanya.
Arif menyatakan bahwa lokakarya ini memiliki agenda untuk menyusun perangkat dalam mendampingi sekolah. “Perangkatnya itu dengan membuat panduan mendampingi sekolah. Diharapakan nantinya dengan kerjasama antar majelis yang terkait, yaitu Dikdasmen yang punya sekolah, kita mengingatkan sekolah itu harus aman,” kata Arif.
Menurut Arif, dalam draf pedoman sekolah aman bencana nantinya melibatkan semua pihak terkait, mulai dari majelis hingga ke bawahnya. Arif menyebut bahwa semua warga sekolah akan terlibat. “Ada siswa, guru, komite sekolah, hingga masyarakat,” bebernya (Ribas).