SURAKARTA, Suara Muhammadiyah-Suasana berbeda terjadi pada pembelajaran Bahasa Inggris di SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta, Senin (13/2). Dua bule dari Perancis dan Amerika yakni Mr Phillip dan Mr William sengaja didatangkan pihak sekolah untuk belajar bersama para siswa kelas 8 yang berjumlah 60 siswa. Tema belajar adalah “Edutrip Preparation”.
Pukul 10.00 WIB para siswa kelas 8 berkumpul di ruang pertemuan untuk berdiskusi dan berdialog dengan Mr Phil dan Mr Will. Kedua bule tersebut merupakan staf pengajar dari Lembaga Kursus Bahasa Inggris, English First. Terlihat para siswa sangat berantusias untuk mengikuti pembelajaran pada hari itu.
Mr Phill menjelaskan tentang materi direction (arah) yang dihubungkan dengan asking help (minta tolong). Para siswa diajari bagaimana menanyakan letak Hotel Grand Pasific. “Could you tell me, where is Grand Pasific hotel?”. Di samping itu juga aturan-aturan ketika berada di Bandara dan Singapura, “to the line” pada boarding pass. Ketika berada di situ kita harus antri dengan berjajar rapi dan tidak diperkenankan saling mendahului.
Dalam sesi diskusi, para siswa bertanya jawab dengan Mr. Phil dan Mr. Will tentang budaya-budaya di Singapura. Seperti ketika kita naik MRT (Monorail Train) maka tidak boleh makan dan minum. Contoh lain, jika mengetahui ada kursi khusus ibu hamil dan difabel yang kosong maka kita tidak boleh menggunakan. Kalau itu dilanggar maka kita akan terkena denda dari pemerintah.
Guru Bahasa Inggris, Hawa Fadila, SPd mengaku senang dengan kehadiran dua bule tersebut di sekolah karena para siswa bisa berbincang-bincang langsung memakai bahasa Inggris dengan native speaker. “Alhamdulillah kami sangat senang melihat para siswa berdialog langsung dengan native speaker.”
Hawa Fadila menjelaskan bahwa tujuan kegiatan pembelajaran tersebut adalah mengenalkan budaya-budaya di Singapura kepada para siswa dan mempraktikan dialog bahasa Inggris dengan native speaker kaitan tentang edutrip preparation.
“Para pembelajaran kali ini diharapkan para siswa mampu mengenal budaya-budaya di Singapura dan mampu mempraktikan dialog bahasa Inggris dengan native speaker. Tema kali ini adalah edutrip preparation.”
Auli Khanza kelas 8 A menceritakan bahwa tadi ia dikenalkan perbedaan budaya Singapura dan Indonesia. “Budaya Indonesia dan Singapura itu berbeda seperti membuang sampah. Kita harus buang sampah pada tempatnya dan di sana disiplinnya tinggi sekali,” ujar Aulia Khanza.
“Kegiatan tadi mengajari kita untuk berkomunikasi kalau kita tersesat. Kita juga harus mengenal nama hotel dan nama jalan. Kemudian kita bertanya dalam bahasa Inggris ke beberapa orang di sana,” cerita Khrisna Bayu kelas 8 B.
Humas SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta, Aryanto menjelaskan bahwa sekolah sengaja mendatangkan kedua bule untuk menjadi native speaker para siswa agar kemampuan komunikasi bahasa Inggris semakin lancar. Hal ini juga sekaligus mempersiapkan para siswa melakukan edutrip pada 19 Februari mendatang (Aryanto).