SURAKARTA, Suara Muhammadiyah- KSR PMI unit Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta mengadakan Diklat Lapang di Bumi Perkemahan Indraprasta Pantaran Ampel Boyolali pada Sabtu-Minggu (11-12/2). Kegiatan bertajuk “Membentuk relawan yang berkualitas, Sigap, Tanggap dan berkarakter Islami” ini merupakan bagian dari serangkaian kegiatan diklat dasar berupa diklat ruang yang telah dilaksanakan selama dua hari pada Januari lalu di Kampus Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta.
Diklat lapang ini diikuti oleh 41 peserta yang terdiri dari Mahasiswa S1 Gizi, D3 Kebidanan dan D3 Keperawatan. Adapun tujuan dari diadakannya diklat lapang ini yaitu untuk memenuhi kompetensi dari peserta dalam mengaplikasikan materi yang telah diberikan tentang pertolongan pertama dan gawat darurat. Selain itu, Diklat lapang ini juga berfungsi untuk menguji kemampuan, fisik, mental, kecepatan, serta ketepatan dalam menangani korban bencana sehingga dalam kegiatan lapang ini dilakukan pula simulasi bencana.
Wakil Ketua III, Sri Mintarsih mengatakan bahwa kegiatan diklat ini dilaksanakan dengan pedoman utama adalah mengutamakan keselamatan.”Kegiatan Diklat KSR PMI Unit Stikes PKU dilaksanakan dengan pedoman utama adalah mengutamnakan keselamatan, yaitu bagaimana cara memberikan pertolongan pertama kepada korban maupun juga sukarelawan sendiri dapat memanajemen keselamatan dirinya sebelum memberikan pertolongan kepada korban” terangnya pada saat membuka acara.
Mintarsih berharap agar kegiatan ini juga akan memberi nilai tambah terhadap kompetensi para anggota KSR Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta dan dapat bermanfaat kedepannya.
Sementara itu, Komandan KSR Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta, Zaki mengungkapkan bahwa dalam diklat lapang kali ini diberikan beberapa macam materi kepada peserta yakni tentang pendirian Bivak, PPGD, RJP, balut bidai, dsb serta dilakukan simulasi yang bertujuan untuk mengaplikasikan ilmu atau materi yang telah di berikan kepada peserta dalam penanganan korban bencana.
“Kami ujikan pula ditempat serta diakhir acara kami memberikan simulasi bencana tanah longsor dengan korban bencana sebanyak 26 korban dengan beraneka ragam luka yang diderita korban,” imbuhnya.
Diklat KSR, lanjut Zaki, lebih mengutamakan pelatihan yang menyenangkan dengan tetap memaksimalkan peningkatan kompetensi tentang gawat darurat serta mengutamakan keselamatan dan menumbuhkan kemanusiaan.
Ketua Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta, Weny Hastuti berharap agar peserta pelatihan benar-benar dapat menyerap materi yang diberikan baik hardskill maupun softskill sesuai dengan kompetensi, mengingat di Solo dan sekitarnya merupakan daerah bencana. Oleh karenanya, diperlukan relawan yang tanggap terhadap bencana. Menurutnya, tak hanya bencana secara fisik akan tetapi saat ini generasi muda juga dilanda bencana krisis moral. Ia menyebutkan bahwa salah satu contohnya yakni semakin merebaknya pornografi dan asusila.
“Nah ini menjadi tugas pula untuk para relawan dapat menaggulangi atau mengantisipasi itu semua. Dan kami berpesan agar diklat atau pelatihan kali ini menjadi diklat yang menyenangkan bagi peserta sehingga menumbuhkan kreatifitas yang baru,” tandasnya (Teguh Wahyudi).