• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Jumat, Desember 5, 2025
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Haedar Nashir: Jangan Bermain-Main dengan Mandat Rakyat

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
16 Februari, 2017
in Berita
Reading Time: 1 min read
A A
0
Haedar Nashir: Jika Polisi Amankan Fatwa MUI, Tidak Ada Celah Bagi Sweeping Ormas
Share

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengapresiasi pelaksanaan Pilkada serentak 15 Februari 2017 yang berlangsung damai dan lancar. Setelah pelaksanaan Pilkada, kini rakyat menunggu kerja-kerja produktif dari pemimpin pilihan mereka.

“Pilkada serentak 2017 yang baru saja berlangsung telah melahirkan kepala-kepala daerah yang memperoleh mandat rakyat secara demokratis,” tutur Haedar Nashir kepada Suara Muhammadiyah, Kamis (16/2).

Baca Juga

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

Dikarenakan mandat rakyat yang didapat secara demokratis, maka segala bentuk tindakan yang tidak demokratis harus dihindari. “Jika terdapat perselisihan soal kecurangan silakan tempuh jalur hukum,” ujar Haedar.

Hal yang paling terpenting, kata Haedar, jadikan mandat rakyat itu sebagai komitmen dan tanggungjawab moral maupun politik untuk sebesar-besarnya melindungi, memajukan, dan menyejahterakan rakyat.

“Para kepala daerah terpilih jangan menganggap enteng dan bermain-main dengan amanat rakyat yang memilihnya. Jangan sampai ketika kampanye begitu rupa dekat dan ingin merebut hati rakyat, begitu terpilih menjauhi rakyat,” kata Haedar.

Para pemimpin, kata Haedar harus menghindar dari apa yang sekarang ini menjadi pemeo atau sindiran publik, ‘dipilih rakyat tapi jadi kepala daerah konglomerat’.

“Jangan juga menjadi pemimpin boneka dari kepentingan siapapun. Artinya jangan sampai kelihatannya pejabat publik itu dekat dan terpilih karena rakyat, tetapi selama memimpin malah berubah menjadi konglomerat atau berhutang budi kepada konglomerat,” pesan Haedar.

Menurut Haedar, para pemimpin jangan menjadi pembawa kepentingan konglomerat atau pihak lain yang menggadaikan dan merugikan hajat hidup dan nasib rakyat. Publik bahkan sudah banyak yang sinis dengan berseloroh, ‘menggusur rakyat demi konglomerat dan membuat orang kecil melarat’.

“Mudah-mudahan pemeo satir tersebut tidak terjadi di negeri ini,” harap Haedar Nashir (Ribas).

Tags: Haedar Nashirmandat Rakyatmuhammadiyah
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah
Berita

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

28 September, 2024
Prof Dr Abdul Mu'ti
Berita

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

22 Agustus, 2024
Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah
Berita

Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah

2 Juli, 2024
Next Post
MDMC DIY Adakan Diklat SAR Dasar Jungle Rescue

MDMC DIY Adakan Diklat SAR Dasar Jungle Rescue

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In