YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Kiprah Muhammadiyah dalam memberikan kontribusi bagi pendidikan Indonesia sudah dikenal sejak lama. Mulai dari pendidikan anak usia dini hingga perguruan tinggi. Hingga saat ini, Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) telah tersebar di seluruh nusantara mulai dari Aceh sampai Papua.
“PTM kita secara jumlah besar yaitu 163 dan 43 Universitas. Untuk kawasan Papua ada 44 PTM dan ada beberapa di Kupang, Maumere, Sulawesi. Ini menggambarkan bahwa PTM bergerak bukan hanya untuk kalangan muslim, tapi juga untuk seluruh warga bangsa,” ungkap Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir kepada suaramuhammadiyah.id pada Jumat (17/2).
Perguruan Tinggi Muhammadiyah, kata Haedar, mempunyai peran yang sangat strategis. Pertama, sebagai central of excellent “Sebagai pusat keunggulan baik dalam konteks Muhammadiyah, umat dan bangsa di mana PTM itu bisa mengangkat daya saing SDM dan dapat mengangkat daya saing bangsa dan dari PTM itu lahir produk-produk karena hasil pemikiran-pemikiran yang mencerahkan,” terangnya. Kedua, PTM merupakan kekuatan penggerak dakwah Muhammadiyah. “Karena bagaimanapun Muhammadiyah ini berada sampai bawah sehingga di PTM-TM lah dakwah itu dijelaskan langsung,” papar Haedar.
Disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah, bahwa rencana kedepan dari PTM yakni pengembangan dari segi kualitas serta pengembangan perguruan tinggi dalam kawasan-kawasan terjauh dan luar. “Bahkan kita mengembangkan UM di Malaysia. Ini satu bagian dari perluasan Muhammadiyah,” pungkasnya.
Terkait hal tersebut, Haedar berharap supaya PTM mempunyai unit-unit usaha untuk memperkuat dirinya menjadi PTM yang tangguh, selain sebagai peningkatan kerjasama atau sinergi dengan berbagai pihak. Ia juga menekankan bahwa di tengah Masyarakat Ekonomi Asean (MEA, Muhammadiyah bukan menjadi objek namun justru menjadi subjek. “Bahwa kita tidak perlu cemas soal MEA tetapi kita justru memanfaatkan MEA ini untuk berperan, memperluas sayap pendidikan Muhammadiyah untuk memajukan kawasan ASEAN,” tandasnya (Yusri).