YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah– Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah bekerja sama dengan Lembaga Amil Zakat Infaq Shodaqah Muhammadiyah (Lazismu) menyelenggarakan kegiatan rutin tiga bulanan, ‘Pengajian Inspirasi Ahad Pagi’, pada Ahad (19/2). Kegiatan yang mengusung tema “Pemberdayaan Wong Cilik dalam Keistimewaan Yogyakarta” itu berlangsung di Monumen Serangan Umum 1 Maret, Titik 0 km, Yogyakarta.
Ketua MPM PP Muhammadiyah M. Nurul Yamin, menyatakan bahwa kegiatan ini dimaksudkan untuk memotivasi para dampingan MPM. Sehingga mereka tergerak untuk memulai usaha dan mandiri di tengah keterbatasan. Sementara bagi yang sudah memiliki usaha, kegiatan ini diharapkan bisa menginspirasi untuk memperluas pemasaran dan memperbesar usahanya.
Pada penyelenggaraan kali ini juga diserahkan dua gerobak untuk memperlancar usaha dampingan. Gerobak yang diserahkan langsung oleh ketua umum PP Muhammadiyah itu menyertakan logo MPM, Lazismu, UII, UMY dan UAD. Produk yang akan dijual melalui gerobak ini tidak hanya dijamin halal, namun juga higienis, menyehatkan dan bergizi. Sebabnya, semua makanan yang dijual telah melalui pemeriksaan rutin berkala dari fakultas farmasi UII, UMY dan UAD.
“Kegiatan hari ini bermacam-macam ya, ada diskusi, ada penampilan budaya, ceramah. Selain itu kami juga memamerkan produk-produk dampingan MPM PP Muhammadiyah,” tutur Yamin.
Adapun hasil karya atau hand made dari para dampingan MPM yang dipamerkan adalah hasil olahan pangan berupa kembang goyang, criping talas, emping melinjo, stik jagung, kacang telur, belut singkong, krupuk gadung, gula batok, dan lain-lain. Ada juga madu, sari empon-empon, gula semut. Selain itu juga ada kreasi kain perca, kok atau bola dalam permainan bulu tangkit dan lainnya.
Kelompok masyarakat yang menjadi dampingan dan binaan MPM PP Muhamammadiyah selama ini di antaranya adalah komunitas perempuan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), komunitas difabel, komunitas becak, komunitas pedagang asongan, komunitas petani, komunitas suku Kokoda Sorong Papua Barat dan komunitas pemulung.
“Dari forum inilah kita harapkan muncul dakwah yang membebaskan dan menyelamatkan, seperti konsep salam. Melalui forum inilah kita harapkan muncul dakwah yang penuh humanis, kasih sayang seperti konsep rahmah. Dan melalui forum inilah kita akan temukan nilai tambah, inovasi, inspirasi sebagaimana konsep barokah,” kata Nurul Yamin.
Turut hadir dalam acara ini Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, perwakilan Wakil Gubernur DIY, Perwakilan mitra MPM yaitu Fakultas Farmasi UMY, UII dan UAD, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY, Perwakilan Lazismu serta belasan komunitas dampingan MPM PP Muhammadiyah. (Ribas)