Buya Syafii Maarif: Mari Jadikan Diri Kita Pencari Kebenaran

Buya Syafii Maarif: Mari Jadikan Diri Kita Pencari Kebenaran

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Fakta umat Islam di masa sekarang berada dalam kondisi terburuknya sejak cahaya Islam muncul di Makkah dan benderang di Madinah. Permasalahan yang terjadi di Indonesia dan bahskan negara-negara Islam menunjukan betapa Islam berada pada satu kondisi yang memprihatinkan.

“Kalau kita lihat, Islam berada dalam titik nadi yang paling rendah. Arab remuk, redam, jatuh tersungkur di muka bumi. Iraq hancur, Syria bermasalah, Afganistan hancur, Afrika Utara masih siuman sedikit, inilah persoalan kita,” ungkap Buya Syafii Maarif saat menjadi Keynote Speech dalam acara Seminar “Peran OJK dalam Lembaga Keuangan Syariah” yang digelar atas kerjasama Suara Muhammadiyah dengan Otoritas Jasa Keuangan pada Sabtu (18/2).

Menurut Buya Syafii, dalam logika Al Qur’an, Tuhan tidak pernah netral dan selalu berpihak. “Kalau Tuhan sudah berpihak pada suatu kaum, suatu umat, umat pasti jaya dan pasti menang. Kalau kita lihat secara teologis, kemana Tuhan berpihak?” tuturnya.

Pemihakan Tuhan, lanjut Buya, harus diundang. Mengutip salah satu ayat dalam Al Qur’an yang artinya “Allah tidak akan merubah nasih suatu kaum hingga kaum itu merubah nasibnya sendiri”, Buya Syafii berpesan agar umat Islam senantiasa menjadikan diri sebagai pencari kebenaran. “Supaya kita tidak larut dalam pesimisme, maka jadikan diri kita sebagai pencari kebenaran,” tegasnya.

Buya Syafii Maarif menjelaskan, dalam mencari kebenaran terdapat dua syarat agar Al Qur’an mau membukakan dirinya. Pertama, otak yang benar dan autentik. Kedua, hati yang bening dan benar. “Kalau tidak ada yang dua ini, walaupun kita membawa tasbih panjang, naik haji berkali-kali, berjubah panjang, berjenggot panjang, Al Qur’an tidak mau membukakan diri. Kuncinya adalah otak yang benar dan hati yang bening, yang lurus. Dan itu harus dilakukan secara jujur,” tandas Buya (Yusri).

Exit mobile version