YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengingatkan bahwa setiap manusia sebenarnya memiliki kesempatan yang sama untuk menggapai surga. Terlepas dari apapun status dan kedudukan dunia yang disandangnya. Semua manusia hanya mengemban peran berbeda dalam kehidupan dunia.
“Siapa pun kita dalam posisi apapun punya kesempatan yang sama untuk masuk surga. Kita punya kesempatan yang sama untuk berbuat kebaikan, meskipun nilainya mungkin berbeda,” tutur Haedar dalam acara Pengajian Inspirasi Ahad Pagi Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah, dengan tema “Pemberdayaan Wong Cilik dalam Keistimewaan Yogyakarta” di Monumen Serangan Umum 1 Maret, Titik 0 km, Yogyakarta, Minggu (19/2).
Dalam kesempatan itu, Haedar menyemangati para kelompok dampingan MPM yang secara status sosial dianggap kurang beruntung. Mereka terdiri dari komunitas perempuan usaha mikro kecil menengah (UMKM), komunitas difabel, komunitas pengemudi becak, komunitas pedagang asongan, komunitas petani, komunitas pemulung dan lainnya.
“Allah itu rabb semua kita. Allah tidak pernah membeda-bedakan siapa yang kaya siapa yang miskin. Tidak membedakan suku, ras, golongan. Allah tidak akan pernah membedakan siapa bekerja apa. Allah tidak pernah membedakan siapa pun dia,” tambah Haedar.
“Yang Allah nilai adalah amal, kebaikan hidupnya, siapa yang hidupnya paling manfaat bagi orang banyak,” ungkapnya. Bisa jadi para dampingan MPM yang melakukan hal kecil bernilai besar di sisi Allah karena kebermanfaatan dan niat tulus untuk tidak menjadi peminta-minta.
Allah sama sekali tidak menyepelekan orang miskin. Allah itu, kata Haedar, disebut juga sebagai Tuhannya kaum mustadlafin. “Allah itu Tuhannya mereka yang disebut wong cilik, Tuhannya kaum lemah,” katanya. Demikian juga dengan nabi Muhammad, menjadi nabinya wong cilik atau orang-orang yang lemah.
Oleh karena itu, Haedar mengingatkan bahwa siapapun tidak perlu silau melihat orang yang memiliki segalanya di dunia. Karena baik yang hidup berlimpah maupun yang berkecukupan memiliki posisi yang sama di hadapan Allah. “Ada yang hidup berlimpah tapi belum tentu barokah. Ada yang orang yang diberikan nikmat berlimpah tapi tidak bisa bersyukur,” kata Haedar.
Para dampingan MPM, hendaknya selalu menyadari bahwa manusia memiliki derajat yang sama di hadapan Allah. Yang membedakan hanyalah ketaqwaan. “Kita adalah makhluk Allah yang sama mulianya di muka bumi ini untuk menjalankan ibadah kepada-Nya dan menjalankan peran kekhalifahan atas nama-Nya,” ujarnya. (Ribas)