YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir meresmikan Twin Building Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang ditandai dengan penandatanganan prasasti, di Kampus terpadu UMY Senin (20/2). Gedung kembar berlantai 7 tersebut diberi nama gedung KH Ibrahim, diambil dari nama Ketua Umum PP Muhammadiyah yang ke II (1923-1933).
Gedung yang berlokasi di sebelah Selatan Sportorium tersebut akan digunakan sebagai fasilitas penunjang perkuliahan mahasiswa yaitu Fakultas Pendidikan Bahasa (FPB) dan Fakultas Ekonomi (FE). Haedar pun mengatakan kekagumannya tentang perkembangan UMY hingga saat ini, sembari mengingat kembali bagaimana di awal berdirinya, perkuliahan serta aktivitas akademik lainnya masih dilakukan dengan seadanya. “Tidak ada yang mengira aka nada bangunan berlantai 7 di sini. Dahulu saat masih berlokasi di Wirobrajan, memakai kursi saja harus berantian karenakondisi yang masih terbatas,” tuturnya.
Haedar pun berpesan bahwa dengan pemberian nama ‘KH Ibrahim’, UMY harus mampu menjadikan sosok KH Ibrahim menjadi nafas pendidikan di UMY. KH Ibrahim sendiri, terang Haedar merupakan sosok Ketua Umum PP Muhammadiyah yang ‘langka’ karena dirinya yang seorang hafidz. Selama 7 tahun bermukim di Makkah, banyak pemikiran Kiai Dahlan yang diserapnya. Pemikiran tersebut kemudian digunakan untuk memperluas langkah Muhammadiyah.
“KH Ibrahim adalah sosok pemikir yang cerdas. Pemikirannya lahir dari nuansa Al-Qur’an,” terang Haedar.
Menurut Haedar ada 3 hal yang bisa diambil dan dijadikan spirit UMY dari sosok KH brahim. Pertama, menjadikan spirit al-Qur’an sebagai landasan ruhaniah serta denyut nadi pergumulan intelektual di UMY. Kedua, Semangat memperluas ilmu dan menyebarluaskan tradisi keimuan.
“Ketiga, menjadikan kampus sebagai pusat keunggulan, center of excellence Muhammadiyah,” imbuhnya.
Rektor UMY Dr Ir Gunawan Budiyanto menerangkan bahwa gedung yang memiliki luas bangunan 9785 m2 dibangun secara swakelola dengan memanfaatkan sumberdaya internal yang dimiliki UMY. Dimulai sejak September 2015 lalu, akhirnya pembangunan gedung yang menghabiskan waktu selama 1 tahun 6 bulan tersebut rampung di tahun 2017.
“Gedung-gedung di UMY dibangun atas Swakelola yaitu dibangun sendiri dengan memanfaatkan para insinyur yang dimiliki UMY, dari insinyur sipil konstrksi, elektro, dan mekanikal,” terangnya.
Gedung yang telah menelan biaya pembangunan sebesar kurang lebih 54,48 Milyar tersebut dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang akademik mahasiswa. Di antaranya 42 ruang kelas masing-masing dengan kapasitas 50 mahasiswa; 3 Amphitheatre dengan kapasitas masing-masing 224 orang, 124 orang dan 150 orang; 6 buah lift, foodcourt, toilet untuk Difabel, lantai semi-basement dengan kapasitas 214 unit sepeda motor.
Sehingga, harap Gunawan, dengan keberadaan Twin Building tersebut, perguruan tinggi yang saat ini telah memiliki 24.575 mahasiswa aktif tersebut mampu meningkatkan kualitas pembelajarannya menjadi lebih baik dan terpusat. Ke depan, dalam pengelolaanya, Twin Building akan melibatkan sumberdaya UMY dari Teknik Informatika dalam hal IT. Sehingga, tidak hanya mengandalkan pembelajaran di dalam kelas, namun meningkatkan produktifitasnya dengan dukungan Sumberdaya Teknologi dan Informasi melalui pembelajaraan e-learning dengan memanfaatkan fasilitas internet.
Selain meresmikan Twin Building, UMY juga melakukan serah terima SK Guru Besar kepada Agus Setyo Muntohar sebagai Guru Besar Fakultas Teknik UMY.
Dalam kesempatan yang sama, UMY juga menyerahkan 2 buah mobil operasional secara simbolis kepada Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) yang diterima oleh Ketua MDMC Budi Setiawan dan Majelis Tabligh PP Muhammadiyah oleh Faturrahman Kamal selaku Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah.
Prosesi peresmian tersebut di antaranya dihadiri oleh jajaran BPH UMY, Ketua PP Muhammadiyah dr Agus Taufiqurrahman, Ketua Umum PP Asyiyah Siti Noordjannah Djohantini, Rektor UAD Dr Kasiyarno dan sejumlah mitra UMY (Th).