AMBON, Suara Muhammadiyah-Direktur Lembaga Amil Zakat Infak dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu), Andar Nubowo, tak bisa menyembunyikan rasa haru dan bahagianya. Betapa tidak, program layanan kesehatan klinik apung yang digagas Lazismu mendapat sambutan luar biasa.
Klinik Apung Said Tuhuleley diresmikan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo sejenak seusai memberi sambutan dan membuka sidang tanwir Muhammadiyah di Gedung Islamic Centre Ambon. Prosesi peresmian dilakukan tepat di belakang gedung Islamic Centre, tidak jauh dari Pelabuhan Yos Sudarso Ambon, Jumat (24/2).
Sehari setelah peresmian Klinik Apung Said Tuhuleley, Lazismu akan segera mengelola 6 unit kapal tambahan. “Sehari setelah diluncurkan, Lazismu mengelola 6 buah klinik yang akan ditempatkan di pulau-pulau terpencil Indonesia. Semoga kebaikan untuk kemanusiaan itu terus menular,” kata Andar Nubowo.
Kabar gembira itu diperoleh Andar dari Direktur Korporat Edi Suryanto dan Direktur Bisnis dan Investasi Lazismu Joko Intarto. “Satu lembaga filantropi internasional menyumbang 3 buah kapal yacht dan sebuah perusahaan swasta nasional di bidang perkapalan menyumbang 2 buah kapal ukuran besar,” rinci Andar.
Menurut Andar, prinsip amal kebaikan menumbuhkan seribu kebaikan lainnya terbukti. Tentunya hal itu tidak bisa dilepaskan dari terjaganya kepercayaan publik terhadap Muhammadiyah. Kapal yang dibangun dari dana Lazismu itu melahirkan lima kapal lainnya dalam waktu satu hari. Targetnya, PP Muhammadiyah akan mengadakan 13 unit kapal guna melayani kesehatan di wilayah terluar, khususnya Indonesia Timur.
Seusai peresmian klinik apung pertama, ketua umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyatakan bahwa program klinik apung Muhammadiyah sebagai wujud sumbangsih Muhammadiyah untuk bangsa. Dengan semngat ‘sedikit bicara, banyak bekerja’ Muhammadiyah terus melahirkan amal yang diperuntukkan bagi semua, tanpa memandang perbedaan latar belakang.
“Bantuan klinik apung ini merupakan kebutuhan bagi masyarakat di daerah ini yang terdiri dari pulau-pulau. Kami berharap dengan keberadaan kapal ini akan mampu menjawab masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat di kepulauan terpencil,” tutur Haedar Nashir. (Ribas)